Pandemi, Konsumsi Listrik Sektor Kesehatan, Peternakan, dan Pertanian di Jabar Melonjak

5 Februari 2021, 12:27 WIB
Penambahan daya /Istimewa

JURNAL GAYA - Konsumsi listrik sektor kesehatan, peternakan, pertanian pertanian, perhutanan, dan perkebunan di Jawa Barat (Jabar) melonjak sepanjang 2020.

Lonjakan tertinggi dialami sektor kesehatan, dengan peningkatan konsumsi sebesar 8,15% dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat (Jabar), Iwan Ridwan mengatakan, penjualan kWh 2020 yang mengalami peningkatan utamanya adalah pelanggan besar bidang kesehatan.

Baca Juga: Modernisasi Penjualan Tiket Penyeberangan, ASDP Gandeng ShopeePay Hadirkan Pembayaran Elektronik

Kenaikan tertinggi terjadi pada farmasi/obat/kesehatan, yang melonjak 9,1 % menjadi 355.827.943 kilo Watt hours (kWh). 

Sementara rumah sakit, pukesmas, dan paktek dokter yang naik 7,19%, menjadi 340.393.015 kWh. 

“Pandemi yang berlangsung sejak Maret 2020, membuat kebutuhan masyarakat akan suplemen, obat obatan dan berbagai alat kesehatan meningkat. Begitu pula rumah sakit, pukesmas, dan berbagai klinik yang melayani pemeriksaan kesehatan," kata Iwan.

Baca Juga: Daftar K-drama TVN 2021, Ada Hospital Playlist Season 2 Hingga Mount Jiri, Catat Tanggal Tayangnya

Kondisi tersebut, menurut dia, tentunya membutuhkan dukungan operasional listrik, sehingga menyebabkan konsumsinya melonjak signifikan.

Untuk Jawa Barat sendiri, menurut dia, pelanggan besar industri Farmasi/ Obat/ Kesehatan terbanyak ada di Cimahi (18 pelangan), Cikarang (17 pelanggan), dan Gunung Putri (17 pelanggan).

Sedangkan pelanggan Rumah Sakit, Puskesmas, dan Praktek Dokter terbanyak ada di Bandung (27 pelanggan), Bogor (20 pelanggan) dan Bekasi (19 pelanggan). 

Baca Juga: Terkonfirmasi Positif Covid-19, Istri Bupati Garut Jalani Isolasi di RSUD dr Slamet

Iwan menambahkan, selain bidang kesehatan, kenaikan konsumsi lisrik juga dialami oleh pelanggan besar bidang peternakan sebesar 2,7% menjadi 224.945.524 kWh.

Pergudangan sebesar 1,72% menjadi 57.843.605 kWh; dan pertanian, perhutanan, perkebunan, sebesar 1,44 % menjadi 113.966.573 kWh. 

“Meski dalam pandemi, pangan adalah kebutuhan primer masyarakat. Oleh karena itu, konsumsi bidang tersebut tumbuh,” imbuh Iwan.

Baca Juga: The Penthouse Season 2 Rilis Daftar Cameo, Bikin Makin Tak Sabar, Siapa Saja Mereka?

Peningkatan konsumsi listrik pada bidang pertanian dan peternakan tak lepas dari gencarnya sosialisasi program Electrifying Agriculture dan Electrifying Aquaculture yang dilakukan oleh PLN UID Jabar.

Menurut Iwan, program ini menarik karena akan ada banyak manfaat yang akan diperoleh petani dengan menggunakan mesin listrik, yaitu hemat biaya, bersih, bebas polusi, minim perawatan, dan mudah dalam pemakaian. 

Atok pemilik Heleur juga merasakan manfaat tersebut, “Lebih menguntungkan listrik karena setidaknya biaya operasional menurun, bisa selisih sekian juta lah. Selain itu, diesel itu harus selalu dipelihara agar saat mesin digunakan tidak mogok,” tuturnya. 

Baca Juga: Ini Lokasi SIM Keliling di Bandung dan Kabupaten Bandung Hari ini Jum'at 15 Februari

Untuk pendaftaran penyambungan listrik, menurut dia, masyarakat bisa menghubungi PLN melalui New PLN Mobile. Aplikasi ini dapat didownload di App Store dan Google Play

Lebih lanjut, jumlah pelanggan besar yang mengalami kenaikan konsumsi listrik pada tahun 2020 meliputi pelanggan farmasi/obat/kesehatan 105 pelanggan.

Rumah sakit/puskesma/praktek dokter 192 pelanggan; peternakan 142 pelanggan; pergudangan 59 pelanggan; dan pertanian, perhutanan, perkebunan 28 pelanggan.***

 

Editor: Nadisha El Malika

Tags

Terkini

Terpopuler