Myanmar Memanas, Rakyat Berdemonstrasi Turun ke Jalan Terus Berlangsung

7 Februari 2021, 13:25 WIB
Para pengunjuk rasa memprotes kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, 6 Februari 2021./ /Reuters/Stringer

 

JURNAL GAYA - Rakyat Myanmar turun ke jalan membela Aung San Suu Kyi dan jajaran di pemerintahannya yang berhasil menang dalam pemilu.

Kemenangan dalam pemilu ini diprotes junta militer dan menahan pemerintah serta mengambil alih pemerintahan yang sah.

Negara-negara sahabat turut prihtain atas kejadian di Negara Myanmar dan berharap junta militer mengembalikan kembali pemerintahan kepada Partai yang didirikan Suu Kyi.

Baca Juga: Sebanyak 2.580 Calon Penumpang Sudah Nikmati Layanan GeNose di Stasiun KA Jakarta  

Terlihat di jalanan Kota Yangon ribuan orang turun di jalan-jalan pada hari kedua di kota terbesar Myanmar itu pada Minggu, 7 Februari 2021 untuk memprotes penggulingan kekuasaan sipil dan penahanan oleh junta militer terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pekan lalu.

Pendukung Suu Kyi turun ke jalan sambil membawa balon-balon merah "warna yang mewakili Liga Nasional Suu Kyi untuk Partai Demokrasi (NLD)" dan meneriakkan dukungan, "Kami tidak ingin kediktatoran militer! Kami ingin demokrasi! "

Semakin siang massa yang berkumpul semakin banyak, menjelang tengah hari, sekitar 100 orang juga berkumpul di kota pesisir Mawlamine di tenggara dan mahasiswa serta dokter berkumpul di kota Mandalay.

Baca Juga: Daftar Lengkap Profil Pemain Serial Terbaru ANTV Misteri Cinta Hitam Tayang Perdana Senin 8 Februari 2021 Ini!

Para pemimpin dunia dan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, mengecam kudeta militer di Myanmar. Mereka mendesak pemimpin militer Myanmar melepaskan kekuasaan yang direbutnya dan membebaskan para politisi yang ditahan.

Militer menolak pemilu yang telah dilaksanakan November 2020 lalu, mereka berargumentasi bahwa pemilihan umum yang dimenangkan Aung San Suu Kyi berlangsung tidak jujur.

Militer juga mendakwa Suu Kyi melakukan tindakan melanggar hukum dengan mengimpor handy talky secara ilegal.

Sementara itu, Presiden baru AS Joe Biden mengatakan bahwa tidak pernah diragukan lagi, dalam sistem pemerintahan demokrasi, militer tak boleh membatalkan hasil pemilihan umum.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler