Gatot Nurmantyo Akui Diajak Kudeta AHY, Rocky Gerung: Negara Ini Defisit Etika Politik

8 Maret 2021, 07:47 WIB
Gatot Nurmantyo mengaku diajak kudeta AHY, Rocky Gerung katakan, negara ini defisit etika politik. /Tangkapan layar YouTube/Rocky Gerung Official

JURNAL GAYA - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti pengakuan eks panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mengklaim pernah ditawari posisi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dengan cara KLB.

Hal itu langsung membuat Rocky Gerung membandingkan antara Gatot Nurmantyo dengan Moeldoko yang belum lama ini ditetapkan sebagai ketua umum lewat KLB Demokrat di Deli Serdang.

"Paling tidak, ada yang etis. Moeldoko dibesarkan oleh SBY tapi mengkudeta anaknya. Kalau mau, (Moeldoko harusnya) kudeta SBY waktu itu. Pak Gatot Nurmantyo ngerti Etika Politik. Pemimpin itu harus mengerti etika politik," kata Rocky Gerung dalam tayangan video YouTube pada kanal Rocky Gerung Official, Minggu, 7 Maret 2021.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Senin 8 Maret 2021, Rendi Selamatkan Reyna, Elsa Nyesal Sekaligus Panik Nino Tahu Reyna

"Senang Gatot Nurmantyo akhirnya berkomentar. Orang tunggu Gatot Nurmantyo karena dia tokoh yang diincar istana, tapi dia mampu membaca negara ini defisit dalam etika politik. Moeldoko defisit paling besar," sambungnya tegas.

Ia pun menyinggung soal Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang 2020 lalu sempat menggema dan salah satunya dideklarasikan oleh Gatot Nurmantyo.

"KAMI yang dipimpin Gatot Nurmantyo mengembalikan moral publik, etika publik, (itu) yang harus kita banggakan," tukasnya.

Baca Juga: Seluruh DPD Partai Demokrat Dukung AHY Siap Melawan Hasil KLB Deli Serdang

Sama-sama pernah menduduki jabatan tinggi di TNI, tetapi sikap Gatot Nurmantyo dan Moeldoko menurut Rocky Gerung sangat berbeda.

Kata dia, etika keprajuritan Moeldoko tiba-tiba lenyap. Berbeda dengan Gatot Nurmantyo karena teguh dengan prinsip dan enggan terbawa permainan politik.

Baca Juga: Myanmar Kian Memanas, Pemerintah China Pun Turun Tangan

"Padahal sama-sama mantan TNI panglima, dididik di dalam etika keprajuritan yang punya intergritas. Tapi mengapa yang masuk istana etika keprajuritan tiba-tiba lenyap," paparnya.

"Sementara Gatot Nurmantyo yang justru diincar istana gak mau menyerah dalam etika keprajuritan. Beliau ngerti prinsip kesaptamargaan. Bahwa harus lurus tidak boleh menjadi permaian politik," tandas Rocky Gerung.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler