Bencana Alam di NTT, BNPB: Data Sementara 68 Orang Meninggal Dunia

5 April 2021, 17:16 WIB
BNPB melaporkan ada 68 orang meninggal dalam banjir bandang di NTT dan NTB /BNPB Indonesia

JURNAL GAYA - Bencana banjir bandang yang melanda NTT menimbulkan kerusakan yang sangat masif di berbagai wilayah terdampak.

Kerusakan juga disertai dengan hilangnya korban jiwa karena banjir bandang ini.

Menurut data terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk sementara data mereka mencatat terdapat sebanyak 68 orang warga yang meninggal dunia.

Baca Juga: Pemerintah Izinkan Sholat Tarawih Berjemaah di Masjid, Muhadjir Effendy: Jemaah dari Luar Mohon Tak Diizinkan  

Data korban meninggal tersebar dari empat wilayah kabupaten yang mengalami dampak paling parah kerusakan akibat banjir bandang ini. 

"Ini masih dalam proses pendataan, jadi ini masih sangat dinamis sekali dari yang kami himpun dari semua wilayah yang terdampak. Ada 68 orang meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin, 5 April 2021. Seperti dikutip dari ANTARA.

Menurut Raditya, korban jiwa tersebar di wilayah berikut, yakni sebanyak 44 orang meninggal dunia di Kabupaten Flores Timur, 11 orang meninggal dunia di Kabupaten Lembata, dua orang meninggal dunia di Kabupaten Ende, dan 11 orang meninggal dunia di Kabupaten Alor.

Sementara itu untuk korban luka-luka tercatat sebanyak 15 orang dengan rincian yakni sembilan orang di Flores Timur, satu di Kabupaten Ngada, dan lima di Kabupaten Alor.

Selain itu, ada juga data orang hilang yang rinciannya sebanyak 70 orang yakni 26 orang dari Flores Timur, 16 orang dari Kabupaten Lembata, dan 28 orang dari Kabupaten Alor.

Baca Juga: Kemenkes Temukan Kasus Virus Corona Pertama di Indonesia, Siti Nadia Tarmizi: Iya, di Wilayah DKI Jakarta

Total ada sebanyak 938 kartu keluarga (KK) atau sekitar 2.655 jiwa terdampak kerugian akibat banjir bandang.

"BMKG telah menerbitkan peringatan dini terkait bahaya gelombang tinggi yang berlaku dari tgl 5 - 6 April 2021 dengan ketinggian gelombang 2,5 - 4 meter. Tidak hanya terdampak di wilayah timur, tapi juga di wilayah barat," ujarnya mengingatkan kembali.

Menurut Raditya, peringatan dini BMKG siklon tropis seroja terkait bahaya gelombang tinggi 2,5 - 4 meter itu meliputi perairan Bengkulu, perairan selatan Jawa Tengah - Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudera Hindia Selatan Jawa Timur-NTB, Selat Sumba bagian barat, perairan Selatan Flores, Selat Ombai, dan Laut Flores.

Baca Juga: Kemenkes Temukan Kasus Virus Corona Pertama di Indonesia, Siti Nadia Tarmizi: Iya, di Wilayah DKI Jakarta

Raditya juga menyampaikan bahwa BMKG mengimbau kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi untuk tetap waspada dan siaga.

"Kapal atau perahu kecil diimbau untuk tidak memaksakan aktivitas pelayaran," katanya.

Daerah-daserah pesisir pantai akan mengalami ketinggian gelombang air laut sangat tinggi mencapai 4 - 6 meter, akan dialami oleh daerah perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten-Jawa Barat, Samudera Hindia selatan Banten-Jawa Tengah, perairan Pulau Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte, dan Laut Sawu.

Sementara itu, ketinggian gelombang ekstrem lebih dari 6 meter yakni Samudera Hindia selatan NTT.

"Peringatan dini itu sangat penting terkaitnya aktivitas masyarakat," pungkas Raditya dalam keterangan persnya.***

 

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler