ANCAMAN Tsunami di Megathrust Selat Sunda dan Pantai Selatan Jabar Isu Lama, BMKG: Ada Skenario Terburuk

25 Januari 2022, 15:11 WIB
ANCAMAN Tsunami di Megathrust Selat Sunda dan Pantai Selatan Jabar Isu Lama, BMKG: Ada Skenario Terburuk /Pixabay/KELLEPICS


JURNALGAYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, potensi gempa kuat di wilayah Megathrust memuncukan kekhawatiran akibat salah pengertian atau misleading.

Alih-alih membahas mitigasi, masyarakat justru banyak yang membahas soal kemungkinan dampak buruk dari gempa kuat yang berujung pada tsunami besar.

Pernyataan itu disampaikan BMKG menyusul riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan kemungkinan potensi tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Baca Juga: WASPADA! Megathrust di Selat Sunda Berpotensi Timbulkan Tsunami, Begini Penjelasan Pakar ITB

"Informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik. Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Daryono belum lama ini.

Daryono menjelaskan hasil riset ITB seharusnya mendorong seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk lebih memerhatikan upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami.

Daryono berharap perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan infrastruktur bangunan anti gempa.

Masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

Lebih lanjut, Daryono mengatakan skenario model dalam riset ITB merupakan gambar terburuk dari potensi-potensi bencana alam.

Baca Juga: Masih Banyak! Kode Redeem FF 25 Januari 2022 Belum Digunakan: Ada Diamond FF, Green Criminal dan Elite Pass

"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," tutur Daryono.

Daryono menjelaskan meski kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk, tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi.

Maka dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.

Daryono mengimbau agar hasil kajian ITB tidak menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Baginya, hasil kajian harus direspons dengan upaya mitigasi nyata.

Baca Juga: Sinopsis Suster El SCTV 25 Januari 2022, WADUH! Devan dan Manda Alami Tabrakan karena Ulah Sopir Osman

"Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami," kata Daryono.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler