JURNAL GAYA - Puasa Ramadhan adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh umat muslim.
Namun, terkadang ada kendala atau uzur yang menyebabkan seorang muslim tidak dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Dalam kondisi seperti itu, kita harus membayar utang puasa Ramadhan atau mengqadha-nya di lain waktu. Waktu yang terdekat, misalnya, adalah di bulan Syawal.
Namun, manakah yang harus didahulukan, menjalankan puasa Syawal atau mengqadha puasa Ramadhan?
Mengutip penjelasan dari mui.or.id, ada tiga pandangan dari para ulama terkait cara membayar utang puasa Ramadhan.
Pertama, mengqadha puasa lebih utama didahulukan dibandingkan menjalankan puasa Syawal. Alasannya, amalan sunah tidak akan diterima jika amalam wajib belum ditunaikan.
Bagi mereka yang kuat berpuasa dan tidak punya halangan syar’i seperti sakit, musafir, atau haid sebaiknya melakukan pandangan ini.
Kedua, boleh mendahulukan puasa Syawal daripada mengqadha puasa Ramadhan. Alasnnya, meski puasa qadha hukumnya wajib tetapi dari segi waktu sifatnya muwassa’ (flexibel) hingga bulan Ramadhan berikutnya.
Sementara puasa Syawal sifatnya mudhayyaq (terbatas) di bulan Syawal saja. Bagi mereka yang khawatir pada dirinya akan ada halangan syar’i boleh mendahulukan puasa Syawal daripada mengqadha puasa Ramadhan.
Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari Ke-18 Disertai Huruf Arab, Latin, dan Artinya Agar Allah Menerangi Hati Kita
Ketiga, boleh menggabungkan niat dua puasa yang nilai hukumnya berbeda, yakni wajib dan sunah. Jadi, niat puasa Syawal diikutkan dalam niat puasa qadha.
Dengan demikian, puasa qadha dilakukan di bulan Syawal dengan mengharap pahala di bulan Syawal.
Pandangan ini dapat dilakukan oleh orang yang memang biasanya amat sulit berpuasa karena berbagai faktor.
Jadi, manakah yang harus didahulukan, menjalankan puasa Syawal atau mengqadha puasa Ramadhan?
Sesuai penjelasan dan pandangan para ulama di atas, Anda bisa memilih satu waktu yang paling Anda yakini untuk menjalankan puasa Syawal dan mengqadha puasa Ramadhan.***