Simak Bacaan Takbir Idul Adha dan Beda Pelaksanaannya dengan Idul Fitri yang Perlu Diketahui Muslim

28 Juni 2023, 20:05 WIB
Ilustrasi. Perbedaan pelaksanaan takbiran Idul Adha 2023 dengan Idul Fitri /Freepik/@freepik

JURNAL GAYA - Membaca takbir dalam merayakan dua hari raya kaum muslimin yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, sangat dianjurkan.

Adapun hukum membaca takbir ketika merayakan Idul Adha dan Idul Fitri hukumnya sunnah bagi kaum muslimin.

Alasan kesunahan pembacaan takbir tersebut tertera dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 185: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Baca Juga: Jadwal Sholat Wilayah Kabupaten Cirebon Hari Ini, 28 Juni 2023, Beserta Doa Setelah Adzan Berkumandang

Dikutip Jurnal Gaya dari laman NU Online, inilah lafal takbir yang umum sering dibaca setiap hari raya id, baik Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

Selain takbir tersebut, kita dapat menambahkannya dengan zikir dan takbir Rasulullah SAW saat di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa a'azza jundahu wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allahu akbar walillahilhamdu

Baca Juga: Niat Sholat Idul Adha Teks Arab, Latin, Lengkap dengan Terjemahannya untuk Imam dan Makmum

Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.

Tiada Tuhan(yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam.

Meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya.

Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya.

Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah."

Berdasarkan artikel yang berjudul: Dua Jenis Takbir Idul Fitri dan Idul Adha, Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan bahwa takbir dalam 'id terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.

Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardhu maupun sunnah.

Adapun hukum takbir mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apapun.

Setiap muslim baik perempuan maupun laki-laki dianjurkan melantunkan takbir tersebut di mana saja.

Adapun waktu melakukan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam 'id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat 'id.

Sementara, takbir muqayyad merupakan takbir yang pelaksanaannya memiliki waktu khusus, yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat, baik fardhu maupun sunnah.

Waktu pembacaannya adalah setelah sholat shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Untuk Hari Raya Idul Fitri dianjurkan membaca takbir Idul Fitri (takbir mursal) sejak masuk malam 1 Syawal sampai imam shalat Id sudah takbiratul ihram bagi yang berjamaah atau sampai seseorang takbir shalat Id bagi yang tidak berjamaah.

Pendapat lain mengatakan batas akhir pembacaan takbir sampai waktu dianjurkannya shalat Id.

Sementara untuk Hari Raya Idul Adha, dianjurkan membaca takbir Idul Adha (takbir mursal) pada malam 10 Dzulhijjah.

Selain itu juga disunnahkan membaca takbir Idul Adha (takbir muqayyad) yang waktunya mulai pada hari Arafah (9 Dzulhijjah).

Lalu pada Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan usai shalat fardhu selama hari tasyriq (11,12, 13 Dzulhijah).

Demikianlah perbedaan saat pelaksanaan pembacaan takbir di momen Idul Adha dan Idul Fitri yang perlu diketahui oleh kaum muslimin.***

Editor: Deasy Rafianty

Sumber: Bincang Syariah

Tags

Terkini

Terpopuler