Terbongkar Soal Pemborgolan Petinggi KAMI, Rocky Gerung: Mahfud MD Sendiri Mau Itu Dipamerkan

16 Oktober 2020, 22:39 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

 

JURNALGAYA - Pengamat politik Rocky Gerung bereaksi keras soal perilaku aparat kepolisian dengan memborgol para petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) saat mempertontonkannya kepada publik.

Menurut akademisi itu, borgol plastik yang mengikat tangan Anton Permana, Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat, dalam jumpa pers penetapan tersangka kasus pelanggaran UU ITE di Bareskrim Polri, sarat politik.

"Oh! Ini adalah persaingan politik. Peristiwa pemborgolan itu politis," ujar Rocky dalam video wawancara Forum News Network yang dipandu Wartawan Senior Hersubeno Arief, yang disiarkan di Youtube Rocky Gerung Official, Jumat 16 Oktober 2020.

Kesan politik dalam fenomena pemborgolan tersebut, menurut Rocky, tampak dari pernyataan pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD, yang mengaku telah mengetahui penyandang dana aksi rusuh tolak omnibus law UU Cipta Kerja.

Baca Juga: Dikeroyok Ulama, Politisi hingga Mantan Pejabat, Mabes Polri Angkat Bicara Soal Borgol Petinggi KAMI

Baca Juga: Rizal Ramli Terkaget-kaget Dengar Pernyataan Gatot Nurmantyo: Piye Toh? Bukannya Keluarin Syahganda

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Curhat Mulai dari Soal Dibisiki Politisi PDIP Hingga Tak Diakui Kedua Belah Pihak

"Loh, Mahfud bilang dari awal mereka sudah tau pelakunya, karena itu dilaporkan ke Polisi. Kan Polisi melapor kepada Mahfud. Kan Mahfud sendiri mau itu dipamerkan," ungkap Rocky.

Dalam posisi ini, Rocky justru melihat Polisi hanya menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum.

"Polisi itu adalah yang bekerja semata-mata secara positifistik. Artinya dia hanya melihat konstruksi perkara itu lalu ditempelkan kepada delik. Oleh itu dipasanglah borgol itu," tuturnya.

Semestinya, kata dia, Presiden Joko Widodo dan Mahfud MD mengerti bahwa para inisiator KAMI tersebut tidak pantas diperlakukan seperti itu oleh Polisi.

"Mestinya, presiden atau paling minimal Pak Mahfud harus menegur dengan cara yang tersamar, atau fasilitas intelejen kepada polisi. Karena Mahfud ngerti soal-soal beginian ini," ucapnya.

Baca Juga: Rekomendasi 4 Aplikasi Reksa Dana Untuk Pemula

Oleh karena itu, Rocky menganggap pemborgolan inisiator KAMI cenderung politis, dan telah menghina demokrasi dan merendahkan orang.

"Artinya borgol itu kan merendahkan orang. 'Wah anda kriminal, makanya anda diborgol'. Memang itu prosedur. Tapi tadi saya terangkan, proses itu harus dikaitkan dengan peristiwa," tandasnya.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler