JURNALGAYA - Seorang dosen dari Sulawesi Selatan, Andry Mamonto, mengaku menjadi korban salah tangkap saat aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu.
Andry mengungkapkan bagaimana penyiksaan yang dilakukan aparat kepolisian pada dirinya saat itu di acara Mata Najwa yang ditayangkan Trans 7, Rabu 4 November 2020.
Andry menjelaskan, saat itu setelah makan ia hendak mengeprint lembar kerja dosen.
Karena tak memiliki printer, ia mengeprint ke tempat langganannya yang berada di sekitar salah satu kampus di Makassar.
Baca Juga: Di Mata Najwa, Korban Penyiksaan Polisi saat Demo Omnibus Law Tuntut Keadilan
Rupanya demonstrasi di sana belum selesai. Karena ada lemparan gas air mata, ia pun menghindar ke parkiran minimarket.
Tak disangka, tiba-tiba polisi datang. Ia ditarik dan dipukul dari belakang, kemudian dimasukkan ke dalam mobil. Semue kejadian tersebut terekam CCTV.
"Saya keluarkan KTP, saya bilang saya dosen, tidak ikut demonstran, tapi tetap saja ditangkap," ucap dia.
Baca Juga: UPDATE Pilpres AS: Joe Biden Lewati Obama Pecahkan Rekor Suara Terbanyak Dalam Sejarah Amerika
Di dalam mobil ia tetap mengalami pukulan. Hingga matanya sempat mengalami pendarahan.
Andry pun keukeuh bercerita kepada aparat yang ditemuinya, bahwa dirinya korban salah tangkap.
Hingga ada satu pimpinan polisi yang membela dirinya. Ia memberikan tempat duduk dan mencegah bawahannya untuk memukul Andry karena dia seorang dosen bukan demonstran.
Baca Juga: Korban Penyiksaan Polisi saat Demo Omnibus Law di Mata Najwa: Kemaluan Ditendang, Darah Berceceran
Namun tetap saja, anak buahnya melakukan pemukulan. Oknum ini tidak mengindahkan ucapan atasannya.
"Sampai sekarang bagian kepala masih nyeri. Bagian kiri mata belum dalam kondisi normal. Sempat ada pendarahan di mata. Di beberapa bagian tangan ada goresan dan lebam," ucap Andry.
Atas tindakan itu, ia menuntut keadilan. Ia melaporkan pelanggaran etik dan pidana hukum yang dilakukan Kepolisian.
Baca Juga: Suami Kim Kardashian, Kanye West, Siap Maju di Pilpres Amerika 2024
Sementara itu Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengungkapkan keprihatinannya atas insiden tersebut.
"Kita langsung tindaklanjuti karena dikawal prosedur. Dengan adanya insiden ini, kami lakukan pendalaman dan pemeriksaan," pungkasnya.***