Joe Biden Menang di Pilpres AS 2020, Kubu Trump: Belum Berakhir!

6 November 2020, 23:17 WIB
Joe Biden diproyeksikan menang di Pilpres AS 2020. /Instagram/ @joebiden/Instagram/@joebiden

JURNALGAYA - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden diproyeksikan menang pada Pilpres AS 2020.

Pasangan Capres dari Kamala Harris ini disebut telah memenangkan Pennsylvania yangmemiliki 20 suara electoral. Sehingga ia telah meraup total suara sebanyak 273 suara.

Hal tersebut terungkap pada akun twitter Decision Desk HQ @DecisionDeskHQ. Decision Desk HQ merupakan penyedia hasil pemilu yang cepat dan akurat, data mendalam, serta berita dan analisis pemilu non-partisan.

Akun tersebut pun menyatakan, Joe Biden telah terpilih sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat.

Sebelumnya Pasukan pengamanan presiden atau secret service dikabarkan mengirim agen tambahan untuk melindungi Joe Biden.

Sebuah laporan menyebut jika pengamanan ekstra dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan Biden menyampaikan pidato kemenangannya dalam pemilu.

Seorang sumber kepada The Washington Post mengatakan, pasukan pengamanan tambahan akan ditugaskan ke Wilmington, markas kampanye Biden.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Satu regu pasukan tambahan akan diberangkatkan setelah mengetahui bahwa Biden berencana untuk tetap berada di kampung halamannya di Wilmington, Delware pada Jumat 6 November 2020 selama proses penghitungan suara.

Kendati belum resmi menjadi orang nomor satu di AS, pasukan keamanan tambahan yang akan mengawal Biden akan setara dengan tingkat pengamanan bagi presiden.

Juru bicara paspampres AS, Catherine Milhoan menolak mengomentari kabar tersebut. Ia menekankan tidak secara terbuka membahas perencanaan keamanan untuk presiden atau kandidat presiden.

Secret service biasanya akan meningkatkan perlindungan terhadap presiden terpilih tak lama setelah ia dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilu.

Sementara itu Kubu Donald Trump merilis pernyataan menegaskan bahwa mereka masih belum menyerah dan memproyeksikan Joe Biden sebagai pemenang adalah "salah" dan Pilpres AS 2020 "masih jauh dari final".

"Pemilu belum selesai. Proyeksi palsu Joe Biden sebagai pemenang didasarkan pada hasil di empat negara bagian yang masih jauh dari final," kata penasihat umum kampanye Trump, Matt Morgan dalam pernyataannya, Jumat 6 November 2020.

Baca Juga: Mahfud MD Ngaku Punya Niatan Bantu Habib Rizieq, Tapi Dikirimi Video 'Sadis'

Biden sekarang memimpin dalam penghitungan di Pennsylvania yang memiliki 20 suara elektoral, sementara ia hanya membutuhkan setidaknya 17 suara elektoral untuk menggenapi menjadi 270.

Joe Biden bersama Kamala Harris.


Biden diketahui memiliki 253 suara elektoral, sementara Trump memiliki 213. Jika Pennsylvania dimenangkan Biden, maka menjadi 273 suara.

Meski begitu, Pennsylvania masih melakukan penghitungan dengan surat suara dengan perkiraan data yang masuk sebesar 95 persen.

Sementara itu, Trump masih memimpin di Alaska dan North Carolina. Sedangkan Georgia dan Nevada juga masih melakukan penghitungan.

"Georgia sedang menuju penghitungan ulang, di mana kami yakin kami akan menemukan surat suara yang tidak dihitung dengan benar, dan di mana Presiden Trump pada akhirnya akan menang," kata Morgan.

Morgan menyebut ada banyak pelanggaran di Pennsylvania. Ia mengklaim petugas Pemilu setempat mencegah saksi dari pihak Trump untuk memiliki akses mengawasi lokasi penghitungan suara.

"Kami menang di pengadilan atas gugatan kami, tetapi kehilangan waktu yang berharga dan tidak diberikan transparansi yang berhak kami dapatkan berdasarkan hukum negara bagian," kata Morgan yang juga menyebut ada ribuan pemilih yang memberikan suara secara tidak benar di Nevada.

Baca Juga: Valentino Rossi Bakal Ikut Balapan di MotoGP Eropa 2020

"Biden mengandalkan negara-negara bagian ini untuk klaim palsu atas Gedung Putih, tetapi setelah pemilihan final, Presiden Trump akan terpilih kembali," kata Morgan.

Di sisi lain, beberapa anggota Partai Republik mengkritik Donald Trump karena menuduh Partai Demokrat mencurangi pemilihan presiden Amerika Serikat tanpa didukung bukti.

Salah satu yang melontarkan kritik adalah anggota Partai Republik dari Illinois, Adam Kinzinger. Ia mengatakan di Twitter bahwa klaim kecurangan yang dilontarkan Trump semakin menggila.

Kinzinger mengatakan, jika Trump memiliki kekhawatiran akan adanya pencurian suara oleh Partai Demokrat, maka hal itu harus berdasarkan bukti untuk kemudian dibawa ke pengadilan.

"BERHENTI Menyebarkan informasi yang salah," tulis Kinzinger seperti dilansir Associated Press, Jumat 6 November 2020.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Twitter Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler