Anak SD Tanya Bagaimana Kalau Negara Kekurangan Uang, Sri Mulyani: Cari Pembiayaan Alias Utang

- 30 November 2020, 11:57 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. /Kementerian Keuangan Republik Indonesia

JURNALGAYA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan seluruh pajak yang wajib dibayarkan oleh masyarakat merupakan upaya untuk menjaga negara agar mampu bertahan di tengah berbagai tekanan termasuk pandemi virus corona (Covid-19).

Hal itu diungkapkan Sri Mulyani dalam program Hari Mengajar Kementerian Keuangan Mengajar ke-5 tahun 2020. Acara yang diikuti oleh 84 sekolah di seluruh Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada beberapa siswa dan siswi untuk memberikan pertanyaan kepada Sri Mulyani.

“Kenapa kita bayar pajak? Itu untuk menjaga Indonesia, kembali lagi ke masyarakat. Kenapa kita beli minum ada pajaknya atau orang tua bekerja membayar pajak? Bukan karena negara menyusahkan orang tua tapi uang itu dikumpulkan agar Indonesia bisa jalan lagi,” katanya dalam acara daring Kemenkeu Mengajar di Jakarta, Senin 30 November 2020.

Sri Mulyani menjelaskan pajak yang dikumpulkan digunakan untuk merealisasikan berbagai aspek yang dapat dinikmati oleh masyarakat mulai dari infrastruktur hingga pendidikan berkualitas.

Ia menuturkan pembangunan infrastruktur yang digencarkan pemerintah bertujuan agar seluruh kegiatan dapat berjalan lancar terlebih lagi Indonesia merupakan negara berkepulauan sehingga konektivitas menjadi penting.

Baca Juga: Gedung Kantor Wagub DKI Tutup Selama 3 Hari Usai Ahmad Riza Patria Positif Covid-19

Ia menyebutkan hingga 2018 telah ada realisasi berbagai pembangunan infrastruktur dengan rincian jalan sepanjang 3.432 kilometer, jalan tol 947 kilometer, jembatan 39,8 kilometer, dan jembatan gantung 134 unit.

Kemudian jalur kereta api sepanjang 759,59 kilometer, rehabilitas jalur KAI 413,6 kilometer, Light Rail Transit (LRT) di Sumatera, Jakarta, dan Jabodetabek, Mass Rapid Transit (MRT), 10 bandara baru, serta pengembangan 408 bandara di daerah rawan bencana.

Selanjutnya, pembangunan jembatan udara untuk menurunkan harga kebutuhan pokok di daerah 3T, 19 pelabuhan, serta delapan pelabuhan yang hingga saat ini masih dalam proses penyelesaian.

Sementara itu, peningkatan kualitas pendidikan dilakukan dengan pengembangan infrastruktur telekomunikasi karena pada situasi pandemi sekarang kegiatannya harus berlangsung melalui daring.

Ia merinci peta pembangunan jaringan serat optik Palapa Ring dilakukan sepanjang 2.275 kilometer untuk Indonesia bagian barat, 2.995 kilometer untuk bagian tengah, dan 6.978 kilometer untuk bagian timur.

“Bagaimana membuat kalian menjadi anak-anak yang pintar. Gara-gara Covid-19 kita harus tinggal di rumah tapi kalian tetap harus belajar jadi kita menggunakan informasi teknologi. Ini semua dibiayai negara,” ujarnya.

Baca Juga: Jadi Pahlawan Kemenangan pada Laga Southampton vs Manchester United, Cavani Malah Terancam Sanksi FA

Sri Mulyani mengatakan pemerintah turut meningkatkan kualitas SDM melalui perbaikan pelayanan kesehatan seperti menggencarkan pemberian vaksin sehingga anak-anak Indonesia menjadi kuat dan tahan dari penyakit.

“Supaya kalian bisa menjadi orang-orang yang nanti lebih besar, lebih pintar dari orang tua kalian, lebih pintar dari generasi sekarang sehingga Indonesia semakin maju,” tegasnya.

Tak hanya itu, pemerintah turut membantu masyarakat dalam menghadapi dampak pandemi menggunakan uang negara yaitu melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Program PEN meliputi bidang kesehatan Rp97,26 triliun, perlindungan sosial Rp234,33 triliun, sektoral K/L dan Pemda Rp65,97 triliun, dorongan untuk UMKM Rp114,81 triliun, pembiayaan korporasi Rp62,22 triliun, serta insentif usaha Rp120,6 triliun.

“Ini semuanya adalah tugas untuk menggunakan APBN secara baik. APBN ini adalah uang kita jadi namanya uang rakyat Indonesia maka harus dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu Sri Mulyani mendapat pertanyaan soal cara Menteri Keuangan mengatur keuangan negara di saat penerimaan lebih kecil dibandingkan belanja negara.

"Bagaimana cara mengatur keuangan negara dan kalau negara kekurangan uang apa yang akan dilakukan negara Bu?" tanya Kaisa, siswa SD Berkata Teker Al Biruni.

Baca Juga: Bahaya! Ketampanan Ethereal V BTS Mengganggu Semua Orang di Bom Bangtan

Sri Mulyani pun lantas menjawab serta menjelaskan mengenai pertanyaan tersebut. Dia menjelaskan, pemerintah harus mengambil utang dari berbagai banyak pihak untuk menutupi selisih antara pendapatan negara dengan belanja negara.

Pada APBN 2020, anggaran belanja negara sebesar Rp 2.738,4 triliun sementara pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.699,1 triliun. Sejatinya, pendapatan negara akan digunakan memenuhi kebutuhan anggaran belanja, namun jika kondisinya tidak mencukupi maka pemerintah akan mengambil utang atau pembiayaan.

"Kalau kekurangan uang cari pembiayaan, atau bahasa populer utang, bahasa APBN pembiayaan," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menjelaskan, untuk mengambil pembiayaan atau utang tidak dilakukan begitu saja. Menurut dia, harus ada persetujuan dari Presiden hingga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Adapun, pengelolaan utang pun harus dilakukan secara hati-hati.

"Pilihannya, Menkeu bilang presiden, kabinet, DPR, APBN nggak dibikin sendiri, tapi dibikin rencana, disampaikan ke kabinet, dibahas presiden, menteri, wapres, dan seluruh menteri, nanti menteri bilang kebutuhannya masing-masing," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Waspada Gelombang Tinggi Sampai 4 Meter di Perairan Selatan Jawa, Lampung, Hingga Bali

Sumber utama penerimaan negara adalah pajak, bea dan cukai, PNBP, dan juga hibah. Di tengah pandemi COVID-19, dia menyebut kebutuhan belanja negara meningkat drastis sehingga untuk menutupi atau memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah harus mencari sumber pembiayaan lainnya.

"Kalau tetap kurang, utang. Agar tidak menyusahkan cari utang yang baik," jelasnya.

Menurut Sri Mulyani kebijakan penarikan utang atau pembiayaan tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja melainkan banyak negara sekalipun itu negara maju. Apalagi di tengah pandemi COVID-19 yang mana semua negara meningkatkan belanjanya untuk memutus rantai penyebaran dan memulihkan ekonominya.

"Kalau kalian lihat film Korea, kayanya negaranya lebih kaya dari kita, kira-kira dia kekurangan uang untuk belanja? ya kekurangan banget, ya utang juga," katanya.

"Kalau ke Dubai kayaknya negara luar biasa, kotanya semua gedung pencakar langit dan Eropa, Prancis, Inggris, Spanyol, Italia, sebutin negara yang kalian ingat dan kunjungi kira-kira neg itu punya utang nggak? pasti punya utang," tambahnya.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x