JURNALGAYA - Masih ingatkah dengan cerita Yulie Nuramelia, seorang ibu di Serang Banten yang beberapa waktu lalu viral karena meninggal akibat kelaparan di masa Covid-19?
Ibu Yulie dikabarkan hanya mengonsumsi air galon untuk menahan lapar selama dua hari. Ia mengajukan dana bansos namun ditolak.
Agus Jakaria, Ketua RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengatakan pernah membawa berkas keluarga almarhum Yulie Nuramelia ke pemerintah untuk mendapatkan bansos.
Baca Juga: Korupsi Bansos Corona, Netizen Dihebohkan dengan Koper Mensos: Wowww...Itu Uang?
Namun data keluarga itu ditolak. Sebab di sana tertulis suami Yulie, Mohamad Holik sebagai petugas kebersihan. Suami Yulie dikira mendapat gaji tetap yang besar setiap bulan.
Padahal, penghasilannya tak menentu. Jika dirata-ratakan paling besar hanya dapat Rp 30.000 per hari. Uang itu harus cukup untuk enam orang, di antaranya Yulie, Holik dan empat anaknya.
Baru setelah ramai diberitakan, bantuan pun berdatangan dari para relawan.
Cerita ini memilukan masyarakat Indonesia. Covid-19 membuat banyak orang kesulitan secara ekonomi dan membutuhkan dana bansos.
Baca Juga: Ini Profil Mensos Juliari, Kader PDI P yang Tersandung Korupsi Bansos COVID-19