Dua Orang Mantan Staf Khusus Edhy Prabowo Diperpanjang KPK Masa Penahanannya

- 16 Desember 2020, 06:22 WIB
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kedua kanan) persiap menjalani pemeriksaan lanjutan di Gedung KPK, Jakarta, Senin, 14 Desember 2020.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kedua kanan) persiap menjalani pemeriksaan lanjutan di Gedung KPK, Jakarta, Senin, 14 Desember 2020. /Reno Esnir/Antara

Jurnal Gaya - Komisi Pemeberantasa Korupsi (KPK) berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Penangkapan berlangsung terkait perizinan ekspor benih lobster yang sempat mengundang pro dan kontra karena mancabut larangan yang diterapkan Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya, Susi Pujiastuti.

Penangkapan sendiri berlangsung mendadak saat rombongan Kementerian Perikanan dan kelautan baru selesai melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Ibadah Natal di Gereja Kota Bandung Bisa Secara Virtual, Tatap Muka Dibatasi 30 Persen Peserta 

KPK kemudian memperpanjang masa penahanan dua orang tersangka terkait dengan kasus dugaan suap perizinan benih lobster yang merupakan staf khsusus Edhy Prabowo.

Dua orang tersebut adalah Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Andreau Pribadi Misata (APM) dan Amiril Mukminin (AM), swasta/sespri Edhy Prabowo.

"Pada hari ini 15 Desember 2020, dilakukan perpanjangan penahanan terhadap dua orang tersangka, yaitu APM dan AM," ujar Plt. Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa15 Desember 2020 seperti dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Dalam Kondisi Genting Aldebaran Cium Andin Teruwu! Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 16 Desember 2020

Ali mengatakan bahwa perpanjangan penahanan untuk kedua tersangka masing-masing selama 40 hari, mulai 16 Desember 2020 sampai dengan 24 Januari 2021.

"Masing-masing tersangka ditahan di Rumah Tahanan Cabang KPK pada Rutan Gedung Merah Putih KPK," katanya.

Ali menjelaskan bahwa perpanjangan penahanan itu karena penyidik saat ini masih melengkapi berkas perkara para tersangka tersebut.

Baca Juga: INNALILAAHI, Salshabilla Adriani Terlibat Kecelakaan Beruntun di Kemang, Sempat Akan Kabur

Sebelumnya, pada hari Senin 14 Deember 2020, KPK terlebih dahulu telah melakukan perpanjangan terhadap lima orang tersangka lainnya, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo (EP).

Selanjutnya, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Safri (SAF), pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK) Siswadi (SWD), staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih (AF), dan Direktur PT Dua Putra Perkasa (DPP) Suharjito (SJT).

KPK telah menetapkan Edhy sebagai tersangka atas dugaan menerima suap dari perusahaan-perusahaan yang mendapat penetapan izin ekspor benih lobster menggunakan perusahaan forwarder yan ditunjuk, dan ditampung dalam satu rekening hingga mencapai Rp9,8 miliar.

Baca Juga: Hari ini, Seharian Jakarta Diprediksi akan Hujan

Uang yang masuk ke rekening PT ACK yang saat ini jadi penyedia jasa kargo satu-satunya untuk ekspor benih lobster itu selanjutnya ditarik ke rekening pemegang PT ACK, yaitu Ahmad Bahtiar dan Amri senilai total Rp9,8 miliar.

Selanjutnya, pada tanggal 5 November 2020, Ahmad Bahtiar mentransfer ke rekening staf istri Edhy bernama Ainul sebesar Rp3,4 miliar bagi keperluan Edhy, istrinya Iis Rosyati Dewi, Safri, dan Andreau.

Uang itu untuk belanja barang mewah oleh Edhy dan istrinya di Honolulu, AS, pada tanggal 21 sampai dengan 23 November 2020 sekitar Rp750 juta, di antaranya berupa jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, dan baju Old Navy.

Selain itu, sekitar Mei 2020, Edhy juga diduga menerima 100.000 dolar AS dari Suharjito melalui Safri dan Amiril.***

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x