Retno Marsudi: Perempuan Harus Diberi Kesempatan untuk Berkontribusi Dalam Proses Perdamaian

- 24 Desember 2020, 23:58 WIB
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat berdiskusi dengan 6 anggota Steering Committee dari SEANWPNM secara virtual pada 23 Desember 2020
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat berdiskusi dengan 6 anggota Steering Committee dari SEANWPNM secara virtual pada 23 Desember 2020 /Website Menlu/Warta Pontianak/

 


JURNAL GAYA - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mendukung penguatan jaringan negosiator dan mediator perempuan di Asia Tenggara (SEANWPNM) agar lebih banyak perempuan terlibat aktif dalam perundingan perdamaian di kawasan.

Retno menyampaikan dukungan itu kepada enam anggota Southeast Asian Network of Women Peace Negotiators and Mediators (SEANWPNM) lewat pertemuan virtual yang diadakan Rabu 23 Desember, kata Kementerian Luar Negeri RI melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis 24 Desember 2020.

SEANWPNM adalah jaringan negosiator dan mediator perempuan di Asia Tenggara yang pembentukannya diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia pada 2019.

Walaupun demikian, anggota SEANWPNM tidak mewakili pemerintah atau negara. Mereka bergabung mewakili individu.

"Perempuan harus diberikan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam proses perdamaian," kata Retno kepada enam anggota komite yang berasal dari Indonesia, Kamboja, Filipina, Malaysia, Timor Leste, dan Thailand.

Baca Juga: Puluhan Titik di Kota Bandung Terendam Banjir, Ini Enam Lokasi Terparah Selain Pasteur

Dalam kesempatan itu, Retno menyampaikan harapan agar SEANWPNM dapat memperkuat serta melengkapi berbagai inisiatif dan mekanisme terkait isu Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan (WPS), yang ada di Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN).

"(SEANWPNM juga diharapkan, red) menjalin kolaborasi dan kemitraan dengan jaringan mediator perempuan, baik di kawasan lain maupun di tingkat global untuk semakin memperkuat gerakan global pemajuan agenda WPS," terang Retno ke enam anggota komite pengurus jaringan.

Retno, menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia, tahun lalu menyampaikan keinginannya membentuk jaringan negosiator perempuan di Asia Tenggara.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x