Kerusuhan Menewaskan 4 Orang, Anggota Partai Republik DPR Liz Cheney: Trump Memantik Apinya

- 8 Januari 2021, 00:21 WIB
Kerusuhan di Capitol Hill dipicu pidato Donald Trump pada Rabu (6/01) pagi, hingga membuat 52 orang ditangkap dan 4 orang tewas.
Kerusuhan di Capitol Hill dipicu pidato Donald Trump pada Rabu (6/01) pagi, hingga membuat 52 orang ditangkap dan 4 orang tewas. /Jurnal Gaya / Juniar Syah/YouTube/GlobalNews

JURNAL GAYA - Rusuh di Gedung Kongres Amerika Serikat pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu setempat, mengejutkan dunia. 

Kerusuhan itu sendiri memakan korban jiwa. Empat orang warga Amerika Serikat, salah satunya veteran Air Force Amerika Serikat, meninggal dunia.

Sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik tempat Trump berasal, menyampaikan kritik kuat atas Trump, dan menyalahkan dia atas kekerasan pada hari itu.

"Tak ada keraguan bahwa Presiden telah membentuk massa itu, Presiden memancing massa, Presiden berbicara kepada massa. Dia memantik api itu," ujar Kepala Konferensi Partai Republik DPR, Liz Cheney, mengatakan dalam cuitan di Twitter.

Baca Juga: Besok, MUI Bakal Rapat Pleno Bahas Kehalalan Vaksin COVID 19

Senator dari Partai Republik, Tom Cotton, seorang pimpinan konservatif dari Arkansas, menyerukan agar Trump menerima kekalahannya dalam pemilu dan "berhenti menjerumuskan warga Amerika dan menanggalkan kekerasan massa."

Kekacauan pada Rabu kelabu terjadi setelah Presiden Donald Trump berbicara kepada ribuan pendukung di dekat Gedung Putih dan mengatakan kepada mereka untuk berbaris di Capitol untuk mengungkapkan kemarahan mereka terhadap proses pemungutan suara.

Baca Juga: SAH! Joe Biden Jadi Presiden Amerika Serikat Ke-46

Trump setelah Pilpres usai dalam akun resmi Twitternya mengunggah penolakan atas hasil pemilu karena menurutnya penuh dengan kecurangan.

Pihak kepolisian menyebut empat orang meninggal dunia dalam kekisruhan itu - satu dari tembakan dan tiga akibat keadaan darurat medis - dan 52 orang telah ditangkap.

Kerusuhan pada Rabu itu tak dapat dihindari saat Gedung Capitol dipenuhi pendukung Trump yang marah. Sejumlah perusuh mengepung ruang majelis DPR saat para anggota parlemen berada di dalam, menggedor-gedor pintu dan memaksa penundaan debat terkait pengesahan itu.

Upaya menahan para perusuh dilakukan para petugas keamanan dengan menumpuk perabotan yang ada untuk menahan pintu ruang majelis dan mengeluarkan senjata api sebelum membantu para anggota parlemen dan sejumlah pihak lain melarikan diri.

Baca Juga: Positif COVID 19, Hakim Tunda Sidang Vicky Prasetyo Satu Bulan Kedepan

Serangan terhadap Capitol merupakan puncak dari retorika yang memecah belah dan meningkat selama berbulan-bulan seputar pemilu pada 3 November, dengan presiden dari partai Republik berulang kali membuat klaim palsu bahwa pemungutan suara itu dicurangi dan mendesak para pendukungnya untuk membantu membalikkan kekalahannya.

Trump bersikeras membuat klaim palsu bahwa dia telah memenangkan pemilu, bahkan ketika dia mengatakan transisi akan teratur.

"Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilu, dan fakta menunjukkan kepada saya, namun akan ada transisi yang tertib pada 20 Januari," katanya dalam pernyataan yang diunggah di Twitter oleh juru bicara Gedung Putih Dan Scavino.

Dia mengatakan kepada pendukungnya untuk menekan perwakilan terpilih mereka untuk menolak hasil, mendesak mereka "untuk melawan." Dan sebagai akibatnya terjadilah kerusuhan di Rabu kelabu yang memakan korban empat orang warganya.***

Baca Juga: Belanja Online Bisa Bayar di Tempat dengan ShopeePay, Begini Caranya

 

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah