Terkait hal itu pakar multimedia dan telematika, Roy Suryo memastikan foto yang diunggah Ngabalin adalah hasil editan.
Dari analisis data jatuhnya Sriwijaya Air, ia menyebutkan, kurang lebih 555,457 km per jam. Sehingga foto itu tidak akan mampu menangkap momen jatuhnya Sriwijaya Air jika hanya menggunakan kamera handphone.
“Foto yang diunggah di aku @AliNgabalinNew Minggu 10-01-21 20.13 WIB disinyalir hasil editan. Karena jika analisis kecepatan jatuh SJ-182 +- 555,457 Km per Jam,” kata Roy.
Tweeps,
Foto yg diunggah di Akun @AliNgabalinNew Minggu 10/01/21 20.13 WIB disinyalir Hasil EDITAN.
Karena jika analisis Kec "Jatuh" SJ-182 +/- 555,457 Km/Jam,
Maka Foto sejelas tsb hanya dpt dibuat dgn Kamera (DSLR?) shutter diatas 1/125 dtk & Diafragma f/16 atau lebih, bukan HP https://t.co/muNaOVQTgF pic.twitter.com/1MMhWmpSZp— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) January 10, 2021
“Maka foto sejelas tersebut hanya dapat dibuat dengan kamera (DSLR?) shutter di atas 1 per 125 detik dan diafragma f 16 atau lebih, bukan HP,” ungkapnya.
Ia pun menyatakan banyak netizen yang mendesak Ali Mochtar Ngabalin dipolisikan karena menyebar foto hoaX di tengah-tengah musibah.
Tweeps,
Banyak Netizen mendesak Ali Mochtar Ngabalin, TAU @KSPgoid dipolisikan krn Menyebar Foto HoaX ditengah2 Musibah.
Ada baiknya Ybs klarifikasi dulu, Akun @AliNgabalinNew itu Asli miliknya, dIpegang sendiri atau bgmn?
Karena "Like"-saja dilaporkan, Apalagi ini Menyebarkan ☝️ https://t.co/CnnaNxM7DD pic.twitter.com/Js8YACWlZN— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) January 11, 2021
"Ada baiknya Ybs klarifikasi dulu, Akun @AliNgabalinNew itu Asli miliknya, dIpegang sendiri atau bgmn? Karena 'Like'-saja dilaporkan, Apalagi ini Menyebarkan," ujarnya.***