TERUNGKAP! Ini Hasil Analisis PVMBG Penyebab Banjir Bandang di Kabupaten Bogor

- 20 Januari 2021, 22:29 WIB
Penampakan rumah warga yang terdampak banjir bandang
Penampakan rumah warga yang terdampak banjir bandang /Rafik Maeilana/Isu Bogor
JURNAL GAYA--Banjir bandang terjadi di Kabupaten Bogor, tepatnya di Kampung Rawa Dulang RT/RW 02/03, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua. Bencana tersebut terjadi pada Selasa (19/1), pukul 09.30 WIB.
 
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG ) Kasbani, pihaknya telah melakukan kajian. Ternyata, kawasan di Jawa Barat (Jabar) saat ini memang cukup tinggi dalam pergerakan tanah, khususnya di Jawa Barat bagian tengah dan selatan.
 
Selain itu, kata dia, perumahan di kawasan banjir bandang kemarin memang berada di daerah lembah. Maka ketika longsor dan ada banjir bandang maka akan lebih mudah terdampak.
 
"Jadi memang kondisi geologinya itu mudah terjadi longsor," ujar Kasbani dalam diskusi virtual, Rabu 20 Januari 2021.
 
 
Kasbadni menjelaskan, jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan/banjir bandang pada di bagian hulu pada perkebunan teh. 
 
"Aliran bahan rombakan/banjir bandang terjadi disepanjang aliran Kali Cisampay dan melanda kawasan Agro Wisata Gunung Mas yang berada di hilir," katanya.
 
 
Secara umum, kata dia, lokasi bencana pada bagian hulu merupakan morofologi cekungan berbentuk tapak kuda dengan kelerengan agak curam hingga sangat curam, dengan kemiringan > 45 derajat, sementara pada lereng bagian bawah kemiringan lereng berkisar 10 derajat hingga 20 derajat. Lokasi berada pada ketinggian antara 1.000 sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut.
 
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk., 1998), daerah bencana tersusun oleh batuan Gunungapi G. Pangrango yang merupakan endapan lebih tua, lahar dan lava, basalt andesit (Qvpo).
 
Berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah Bulan Januari 2021 di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Cisarua termasuk dalam zona potensi gerakan tanah Menengah-Tinggi. 
 
 
"Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," paparnya.
 
Kemiringan lereng di kawasan ini pun, kata Kasbani, sangat curam dengan morfologi DAS berupa cekungan berbentuk tapal kuda dengan bagian ujung menyempit. Kondisi itu bisa menjadikan daerah akumulasi air dan mudah terbendung material longsoran. 
 
"Selain itu, tanah pelapukan dari endapan vulkanik yang gembur, sarang dan mudah luruh kena air," katanya.
 
 
Longsoran pada bagian atas, kata dia, terjadi pada tanah pelapukan dan kontak dengan lapisan di bawahnya yang merupakan lapisan kedap air (lava) yang berfungsi sebagai bidang gelincir. Longsoran pada bagian hulu yang kemudian terbawa oleh aliran sungai dan volumenya bertambah dengan material batuan dan tanah yang ada di sungai.
 
"Dan ketika hujan lebat menjadi aliran bahan rombakan yang mempunyai daya rusak yang sangat tinggi," katanya.
 
Hujan yang turun dengan intensitas tinggi, kata dia, menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah dan aliran bahan rombakan. Mengingat curah hujan yang masih tinggi, untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda yang lebih besar, PVMBG memberikan beberapa rekomendasi.
 
 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x