Kata dia, etika keprajuritan Moeldoko tiba-tiba lenyap. Berbeda dengan Gatot Nurmantyo karena teguh dengan prinsip dan enggan terbawa permainan politik.
Baca Juga: Myanmar Kian Memanas, Pemerintah China Pun Turun Tangan
"Padahal sama-sama mantan TNI panglima, dididik di dalam etika keprajuritan yang punya intergritas. Tapi mengapa yang masuk istana etika keprajuritan tiba-tiba lenyap," paparnya.
"Sementara Gatot Nurmantyo yang justru diincar istana gak mau menyerah dalam etika keprajuritan. Beliau ngerti prinsip kesaptamargaan. Bahwa harus lurus tidak boleh menjadi permaian politik," tandas Rocky Gerung.***