Menlu Retno Marsudi Tegaskan Aksi Kekerasan kepada Pengunjuk Rasa Kudeta Myanmar Tak Bisa Diterima

- 30 Maret 2021, 20:12 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam keterangan persnya. / Youtube/ Kemlu RI
Menlu Retno Marsudi dalam keterangan persnya. / Youtube/ Kemlu RI /

Baca Juga: Ini Dia Manfaat Minuman Salmon Kolagen untuk Tubuh, Bisa Juga Untuk Insomnia

“Dialog harus diupayakan untuk mengembalikan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di Myanmar,” tutur Menlu Retno, yang dalam kunjungannya ke Tokyo juga sempat berdiskusi dengan utusan khusus Jepang untuk rekonsiliasi nasional Myanmar Sasakawa Yohei.

Sedikitnya 510 warga sipil tewas dalam dua bulan unjuk rasa untuk melawan kudeta militer di Myanmar, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Kelompok itu juga mencatat bahwa Sabtu, 27 Maret 2021 menjadi hari paling berdarah selama unjuk rasa anti kudeta dengan 141 korban tewas.

Baca Juga: KETUA UMUM PBNU SAID AQIL SIRADJ: Ajaran Wahabi Itu Adalah Pintu Masuk Terorisme

Dari 14 orang yang terbunuh di Myanmar pada Senin, 29 Maret 2021, sedikitnya delapan orang berada di distrik Dagon Selatan, Yangon, di mana pasukan keamanan menembakkan senjata kaliber yang jauh lebih berat dari biasanya untuk membersihkan barikade kantong pasir, kata para saksi mata.

Televisi pemerintah mengatakan pasukan keamanan menggunakan "senjata anti huru hara" untuk membubarkan kerumunan "teroris yang kejam" yang menghancurkan trotoar dan menyebabkan satu orang terluka.

Militer Myanmar selama beberapa dekade telah membenarkan cengkeramannya pada kekuasaan dengan mengatakan bahwa militer adalah satu-satunya institusi yang mampu menjaga persatuan nasional.

Baca Juga: Sinopsis Love Story The Series SCTV Selasa 30 Maret 2021, Ken dan Maudy Diminta Bertunangan

Militer merebut kekuasaan dengan menuduh bahwa pemilu November tahun lalu, yang dimenangkan oleh partai pemenang Nobel Aung San Suu Kyi, curang.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x