WNI Mudik Dilarang TKA China Bebas Berdatangan, Bagaimana Masyarakat Bisa Terima Fakta Ketidakadilan Ini?

- 9 Mei 2021, 10:10 WIB
penyekatan larangan mudik Lebaran 2021
penyekatan larangan mudik Lebaran 2021 /Instagram/@tmcpoldametro.



JURNAL GAYA - Kedatangan tenaga kerja asing (TKA) asal China di masa Larangan Mudik Lebaran 2021, terkesan mencolok mata publik di Indonesia.

Empat hari pemberlakukan Larangan Mudik Lebaran 2021, ribuan kendaraan telah dipaksa putar balik oleh aparat gabungan di sejumlah daerah.

Sementara para pekerja asal China dengan leluasa memasuki wilayah Indonesia dengan berbagai alasan.

Sejumlah anggota DPR RI langsung menyoroti permasalahan tersebut. Mereka khawatir penguasa dianggap tidak peka oleh rakyatnya sendiri.

Sebab jika larangan mudik dikaitkan dengan kondisi Covid-19, seharusnya tak perlu ada pergerakan juga dari luar negeri ke tanah air.

Pengamat pun menilai seharusnya pemerintah bisa mencegah kedatangan WN China saat musim mudik agar  tak menimbulkan kontroversi dan mengurangi kepercayaan ralyat pada pemerintah.

Baca Juga: Kisah Cinta Segitiga Jang Ki Yong Chae Soo Bin Dalam Sweet & Sour

Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi mempertanyakan kebijakan pemerintah tersebut.

"Masuknya WN China tersebut meskipun dengan dalih proyek strategis dengan dokumen resmi tetap menimbulkan pertanyaan publik," ujar Awiek, sapaan akrab Baidowi, kepada wartawan, Sabtu, 8 Mei 2021.

"Sebab pada sisi lain pemerintah melarang mudik untuk membatasi pergerakan manusia agar bisa mencegah penukaran Covid-19.

Anehnya justru WN China yang di negaranya menjadi sumber penyebaran covid justru boleh datang ke Indonesia," imbuhnya.

Terkait hal itu, Awiek menilai pihak-pihak terkait seperti Kemenlu, Kemenkumham dan Satgas Covid harus berkoordinasi dengan baik untuk sementara waktu melakukan pencegahan terhadap masuknya WNA ke Tanah Air.

Hal ini, menurutnya penting dilakukan agar tercipta keadilan perlakukan di saat masyarakat di larang mudik.

"Jika alasannya WNA tersebut dalam kondisi sehat saat datang ke Indonesia. Bukankah warga yang mau mudik juga dalam keadaan sehat?" jelas Awiek.

"Kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas untuk menangani Covid-19, jika masyarakat sudah sehat maka pemulihan ekonomi akan segera tuntas," tandasnya.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher menyatakan tindakan kurang peka tersebut dapat mengundang pertanyaan publik.

"Tentu saja masyarakat akan bertanya-tanya, kenapa WN China dibiarkan masuk ke Indonesia, padahal masyarakat dilarang mudik dan dilakukan banyak penyekatan. Jangan sampai publik menilai pemerintah inkonsisten dalam kebijakan pengendalian Covid-19," ujar Netty, Sabtu, 8 Mei 2021.

Baca Juga: Barcelona vs Atletico Madrid Imbang, Real Madrid Sementara Tergeser dari Klasemen Liga Spanyol

Netty meminta pemerintah agar menjelaskan tujuan datangnya WN China tersebut dengan gamblang dan apa adanya.

"Agar isu ini tidak menjadi bola liar, pemerintah harus gamblang menjelaskan ke publik alasan dan tujuan mereka masuk Indonesia.

"Masyarakat sedang sensitif dan resah karena pelarangan mudik lebaran yang merupakan tradisi tahunan, apalagi tahun sebelumnya juga sudah terjadi pelarangan mudik," ungkapnya.

"Pemerintah seharusnya peka. Masyarakat dilarang mudik, tapi WN China bisa masuk ke Indonesia. Bagaimana masyarakat bisa menerima fakta ketidakadilan ini," imbuhnya.

Netty juga mengingatkan pemerintah tentang bahaya lonjakan kasus yang masih mengintai, apalagi varian baru Covid-19 juga sudah terkonfirmasi ada di Indonesia.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah melakukan pengetatan proses masuknya WNA ke Indonesia.

"Jika tidak ingin menuai badai, pemerintah harus waspada. Prokes terhadap WNA yang masuk ke Indonesia harus dilakukan dengan sangat ketat.

Jangan ada lagi kejadian seperti mafia karantina dan mafia alat rapid test bekas yang membuat kita malu di mata internasional.

Orang luar bisa saja berpikir kalau ada uang, semua peraturan di Indonesia bisa dikompromikan," tandas Ketua Tim COVID-19 Fraksi PKS DPR RI ini.

Baca Juga: M Azrul Tanjung: MUI Dukung Promosi Belanja Daring Seperti yang Disampaikan Presiden Jokowi

Pengamat Kebijakan Publik, Jehansyah Siregar ikut menanggapi soal ramainya TKA asal China yang masuk ke Indonesia di tengah larangan mudik.

Jehansyah menuturkan, secara kebijakan, dua hal tersebut berada dalam area kebijakan yang berbeda.

Namun, waktu yang sama menunjukkan seolah pemerintah memang membebaskan WNA dari China itu masuk ke Indonesia.

"Dari sisi kebijakan, ini dua area kebijakan yang berbeda, mudik ini terkait dengan libur lebaran dan ini sangat berpotensi penyebaran Covid-19 di daerah."

"Sementara kedatangan warga negara China itu sebenarnya isunya ketenagakerjaan."

"Namun karena datangnya mereka ke Indonesia di saat mudik, jadi memberikan persepsi ke masyarakat bahwa pemerintah seolah-olah membebaskan," kata Jehansyah, dalam tayangan Youtube tvOne, Sabtu, 8 Mei 2021.

Jehansyah menilai berbagai isu yang muncul akibat kedatangan WNA China tidak bisa dihindarkan.

Untuk itu, ia menyebut seharusnya dari pihak ketenagakerjaan bisa ditahan dulu agar tidak muncul isu negatif.

Baca Juga: Bertahan di PSG Hingga 2025, Neymar Senang Jadi Bagian Sejarah Klub

"Ini yang dari sisi kebijakan ketenagakerjaan itu ya bisa ditahan dulu sesudah lebaran, sehingga tidak muncul isu," ungkap Jehansyah.

Jehansyah juga menyarankan, seharusnya pemerintah lebih terbuka dan menunjukkan para WNA China yang datang ini sudah melalui semua prosedur dengan ketat.

Hal itu untuk menunjukkan rasa keadilan kepada masyarakat karena di satu sisi, pemerintah juga sedang memperketat larangan mudik di semua daerah.

"Sesudah datang ke bandara seharusnya bisa ditunjukkan bahwa mereka melalui semua prosedur dengan sangat ketat."

"Karena pada saat yang sama, pemerintah sedang merazia di semua titik-titik penyekatan itu," jelas Jehansyah.

Padahal, jika para WNA China sudah melalui prosedur yang ketat, maka masyarakat tidak menilai kedatangan mereka seperti dibiarkan.

Untuk itu, Jehansyah menilai, persoalan dalam kasus ini adalah kurangnya penyampaikan ke masyarakat.

"Ini masalah umat, jadi dilihatnya pada saat yang sama seperti dibiarkan, padahal semua prosedur diikuti, cuma penyampaian ke masyarakat yang kurang," ujarnya.

Ekonom senior Faisal Basri menyebutkan, selama Maret 2021 tenaga kerja asing asal China masuk sebanyak 2.513 orang melalui Bandara Sam Ratulangi.

Jumlah tersebut, ia menyebutkan, melonjak dua kali lipat dibandingkan sebulan sebelumnya, yakni Februari 2021.

"Selama Maret 2021, pekerja asing asal China masuk sebanyak 2.513 orang lewat bandara Sam Ratulangi, naik lebih 2 kali lihat dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 1.027 orang," kata Faisal Basri melalui akun Twitternya dikutip JURNAL GAYA, Sabtu, 8 Mei 2021.

Baca Juga: TKA asal China Kembali 'Menyerbu' Indonesia Hari Ini, Dirjen Imigrasi: Bukan Untuk Kunjungan Wisata!

Faisal Basri mengatakan, jumlah tersebut hanyalah jumlah yang dapat dilacak, bisa jadi faktanya lebih banyak dari itu.

"Itu jumlah yang terlacak. Kenyataannya boleh jadi lebih banyak," jelasnya.

Kemarin, Sabtu, 8 Mei 2021, sedikitnya 157 tenaga kerja asing (TKA) asal China kembali tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Hal ini berlangsung pada masa Larangan Mudik Lebaran 2021 hingga 17 Mei 2021 mendatang.

Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Jhoni Ginting mengungkapkan soal kedatangan ratusan warga negara asing (WNA) asal China tersebut.

Disebutkan, seratusan WNA itu datang dengan menumpang pesawat China Southern Airlines CZ387 (regular flight) dari Guangzhou. Mereka tiba di Indonesia pada pukul 05.00 WIB.

Meski begitu, Jhoni menyatakan WNA tersebut telah memenuhi syarat dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 26 Tahun 2020 tentang Visa dan Izin Tinggal dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru.

"Seluruh WNA telah memenuhi aturan keimigrasian dengan jenis visa dan kegiatan yang sesuai dengan Peraturan Menkumham Nomor 26 Tahun 2020 yaitu untuk kegiatan bekerja, bukan untuk kunjungan wisata," kata Jhoni dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 8 Mei 2021.

Ia menyebutkan, penumpang yang datang dari China tersebut yaitu 157 WNA dan tiga WNI.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x