Network
JURNAL GAYA - Belakangan ini, sering terjadi penyerangan yang dialami tokoh agama.
Pada Minggu, 19 September 2021, telah terjadi penembakan terhadap seorang ustaz di Tangerang.
Berikutnya, terjadi penyerangan terhadap ustaz saat menyampaikan ceramah di sebuah masjid di Batam, Senin, 20 September 2021.
Menyikapi hal ini, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta aparat kepolisian menindaklanjuti dan mengusut tuntas kejadian penyerangan oleh orang atau sekelompok terhadap tokoh agama agar terungkap pelaku serta motifnya.
Baca Juga: Resmi! Azis Syamsuddin Tak Lagi Menjabat Wakil Ketua DPR RI
Melansir dari Antaranews, Bambang Soesatyo atau Bamsoet memberi keterangannya di Jakarta, pada Jumat, 25 September 2021.
"Saya mengutuk keras atas penyerangan oleh orang atau sekelompok orang terhadap masyarakat, khususnya tokoh agama. Meminta aparat kepolisian segera menindaklanjuti kejadian tersebut dengan mengusut tuntas kasus ini secara hukum yang berlaku, siapa pun pelakunya dan apa pun motifnya," kata Bamsoet.
Ia mengatakan bahwa pengusutan kasus tersebut untuk menghilangkan prasangka serta kecurigaan publik yang negatif sekaligus memberikan rasa aman bagi tokoh agama dalam menyampaikan ceramah.
Baca Juga: Resmi Ditahan KPK, Azis Syamsudin Dijerat Dugaan Penyuapan Pada Mantan Penyidik KPK Stepanus
Selan itu, Bamsoet juga meminta Polri dapat mengungkap kasus tersebut secara transparan agar menciptakan rasa keadilan karena kasus penyerangan terhadap tokoh agama atau ulama selama ini selalu mengaitkannya dengan kondisi kejiwaan pelaku.
"Untuk itu, kasus penyerangan yang menyasar tokoh agama ini tentu tidak lepas dari sebab musabab atau conditio sine qua non," ujarnya.
Selanjutnya Bamsoet pun meminta komitmen pemerintah dan aparat untuk dapat memastikan agar peristiwa yang sama tidak terulang karena penting agar para tokoh agama mendapat kepastian keamanan ketika beribadah, menyampaikan tausiah, dan tidak memancing umat beragama merasa diadu domba.
Ketua MPR RI mengimbau seluruh tokoh agama untuk menyampaikan kepada jemaahnya agar tidak terpancing emosi dan menyampaikan pesan keagamaan yang ramah di tengah kemajemukan, kemanusiaan, kemajuan, dan keindonesiaan.***
