3 Kunci Hikmah dari Hari Raya Idul Adha, Tercermin dari Ibadah Qurban: Menurut Alquran dan Hadis

- 21 Juni 2022, 15:20 WIB
3 Kunci Hakikat dari Hari Raya Idul Adha, Tercermin dari Ibadah Qurban: Menurut Alquran dan Hadis
3 Kunci Hakikat dari Hari Raya Idul Adha, Tercermin dari Ibadah Qurban: Menurut Alquran dan Hadis /Foto: Pixabay/ Susu Ma//

“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya, dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang tunduk (patuh) pada Allah.”

(QS: Al-Hajj: 34)

Dalam ayat di atas, disebutkan bahwa penyembelihan hewan kurban yang berorientasi kepada Allah SWT adalah sebagai bentuk syukur dan berserah diri kita kepada Allah SWT. Hewan-hewan kurban adalah sebagai salah satu bentuk rezeki yang Allah berikan kepada kita. Menyembelihnya satu saja dari setiap muslim, tentu tidak akan mengurangi rezeki yang telah Allah berikan kepada kita.

Baca Juga: HOREE TXT Bakal Konser di Indonesia, jadi Negara Pertama dari Tur Dunia di 4 Negara Asia, Catat Tanggalnya!

Selain itu, dilanjutkan kembali oleh ayat 36-37,

“Maka makanlah sebagiannya (daging qurban) dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (orang yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Daging daging qurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”

Perintah kurban juga tidak mengurangi rasa syukur dan kenikmatannya, karena sebagai orang yang berkurban, maka berhak juga untuk menikmatinya sebagian dan tentunya menjadi kenikmatan juga bagi para penerima manfaat yang menerimanya.

Output dari ibadah kurban adalah ketaqwaan, untuk itu seperti ayat di atas sebutkan bahwa bukan darah dagingnya yang mencapai keridhoaan Allah, tapi bagaimana kita bertaqwa atas-Nya.

Bentuk Ketaatan dan Mengesakan Allah

“Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya shalatku, nusuk/ibadah qurbanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, aku diperintahkan seperti itu dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri.”

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x