Penjelasan tentang kesunnahan dalam melaksanakan makan sahur ini dijelaskan oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in.
Dalam kitab tersebut, dijelaskan bahwa sahur itu sunnah. Sahur bisa dengan memakan kurma dan meminum air.
وسن لصائم رمضان وغيره تسحر وتأخيره ما لم يقع في شك وكونه على تمر لخبر فهويحصل ولو بجرعة ماء ويدخل وقته بنصف الليل
Dan sunnah bagi orang hendak berpuasa di bulan Ramadhan dan lainnya untuk sahur dan mengakhirkannya asalkan tidak sampai pada waktu diragukan.
Sahur seyogianya dengan kurma berdasarkan sebuah hadis, namun sahur bisa juga dengan hanya minum seteguk air. Waktu sahur mulai sejak pertengahan malam.
Dari penjelasan ulama tadi dapat kesimpulan bahwa hukum sahur bagi orang yang puasa adalah sunnah, bukan wajib.
Sahur juga bukan bagian dari syarat sah puasa. Dengan demikian, seorang yang tidak melaksanakan sahur, maka puasanya tetap sah.
Untuk itu, puasa arafah tidak makan sahur, maka puasanya tetap sah.
Demikian juga orang yang puasa sunnah lain, yang tidak ingin makan sahur ataupun ketiduran, tetap sah melaksanakan puasa.