Pertama, dengan puasa kita kembali mewujudkan ketaqwaan sejati
Kedua, fitrah beragama
Manusia semenjak masih berada di alam ruh sudah mengikrarkan dirinya serta berjanji bahwa dia sudah mengakui keberadaan Allah swt sebagai Tuhannya sebagaimana yang disinyalir dalam surah al-A’raf: 172,
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”.
Jadi, dari sekian banyak ajarannya adalah apa yang kita lakukan selama satu bulan penuh yaitu berpuasa Ramadhan.
Dengan menjalankan kewajiban ini Allah swt menginginkan kita yang sudah mulai kotor, lusuh dan jahat kembali pada jalan awal yaitu fitrah dan kesucian.
Ketiga, fitrah sosial
Manusia pada hakikatnya tidak bisa hidup sendirian. Ia pasti butuh yang lainnya. Ia harus bermasyarakat serta bersosial dalam menjalankan kehidupannya agar bisa bertahan hidup.
Ini pertanda bahwa kehidupan bermasyarakat dan bersosial juga menjadi nilai dasar awal kejadian manusia.