Turki, Negara Tujuan Ekspor Potensial Bagi Produk UMKM Jabar

- 2 September 2020, 17:17 WIB
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Kusmana Hartadji, menunjukkan salah satu produk unggulan UMKM Jabar pada Webminar Indonesia-Turkey Cooperation for International Market Development of The West Java Cooperatives and SMEs Superior Products, Senin (31/8/2020).
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Kusmana Hartadji, menunjukkan salah satu produk unggulan UMKM Jabar pada Webminar Indonesia-Turkey Cooperation for International Market Development of The West Java Cooperatives and SMEs Superior Products, Senin (31/8/2020). /Dinas KUK Jabar

 

 
JURNAL GAYA - Turki bisa menjadi salah satu negara tujuan ekspor potensial bagi produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) Jawa Barat (Jabar). Turki juga bisa menjadi hub untuk masuk ke sejumlah negara di Uni Eropa, Eropa Timur termasuk Rusia, Eropa Tenggara, Asia Tengah, dan Timur Tengah.
 
Demikian diungkapkan Konsul Jenderal Republik Indonesia di Istanbul, Turki, Imam Asy'ari, melalui Webminar Indonesia-Turkey Cooperation for International Market Development of The West Java Cooperatives and SMEs Superior Products, Senin (31/8/2020). Ia mengatakan bahwa Turki sudah mulai siap berbisnis pada periode adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini.
 
"Ekonomi Turki adalah salah satu yang resisten terhadap dampak pandemi Covid-19. Turki menjadi salah sati negara yang paling sedikir terdampak Covid," tuturnya.
 
 
Ia mengatakan, saat ini laju pertumbuhan ekonomi Turki berada pada kisaran -2% sampai dengan 1%. Dengan kata lain, menurut Imam, laju pertumbuhan ekonomi Turki berada di atas rata-rata global.
 
"Ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Turki dalam memberi perlindungan, stimulus, hingga subsidi bagi rakyatnya di masa pandemi," tuturnya.
 
Salah satu sektor yang potensial untuk dimasuki, menurut dia, adalah sektor pariwisata Turki. Selain karena di sana banyak UMKM yang terlibat, saat ini Turki juga sudah mulai kembali membuka sektor pariwisatanya.
 
 
"Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan di Turki. Sejak Juni 2020 Turki sudah mulai memberikan izin bagi turis untuk masuk," tuturnya.
 
Hingga akhir tahun ini Turki menargetkan 15 juta kunjungan wisatawan asing. Hingga Agustus ini sudah terealisasi sebanyak 6 juta kunjungan wisatawan asing.
 
"Itulah mengapa peluangnya sangat besar walaupun masih dalam masa pandemi. Setelah selesai pandemi Turki juga pasti akan semakin agresif," ujar Imam.
 
 
Namun, untuk bisa memasuki pasar Turki, menurut dia, UMKM Jabar harus melakukan sejumlah strategi. Salah satunya adalah membangun kemitraan dan joint market antara UMKM Indonesia dan UMKM Turki.
 
"Dengan demikian, bisa terjalin kerja sama yang berkesinambungan dan saling menguntungkan," katanya.
 
Strategi tersebut, menurut dia, harus ditempuh karena pelaku UMKM di Turki sangat menghindari kompetisi harga. Jika mereka berhadapan dengan kompetisi harga, maka mereka akan memproteksi produknya.
 
 
"Strategi lainnya adalah harus melakukan kolaborasi antar-UMKM. Misalnya, dengan membentuk koperasi atau agregator company atau perusahaan bapak asuh," ujar Imam.
 
Langkah tersebut ia nilai sangat penting agar UMKM bisa memenuhi permintaan ekapor dalam skala besar. Ia juga menyarankan agar Jabar membuka stand produk di Turki
 
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Kusmana Hartadji, mengatakan, untuk bisa memasuki pasar ekspor, pelaku UMKM harus bisa memenuhi empat hal. Yaitu, kontinuitas, kualitas, kuantitas, dan harga. ***
 
 

Editor: Nadisha El Malika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x