"Dengan demokrasi terbesar di dunia, India, demokrasi tertua di Asia, Australia, dan demokrasi mayoritas Muslim terbesar dalam bentuk Indonesia, kami pikir ini bisa menjadi salah satu minilateral terpenting di kawasan ini," lanjutnya.
Namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah membantah hal tersebut.
Baca Juga: IDI Memprediksi Khasiat Vaksin Covid-19 Hanya Bertahan Selama Enam Bulan
"Terlalu jauh dan spekulatif kalau membayangkan atau mengkaitkan pertemuan trilateral tersebut dengan suatu kerjasama militer. Sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia tidak mempunyai tradisi membangun aliansi militer," ujar Teuku.
"Sementara itu, saya tidak tahu agenda yang akan dibahas terkecuali yang sudah disampaikan Menlu RI, yaitu pertemuan untuk membahas kerjasama penanganan Covid-19."
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sempat men-tweet soal pembahasan pertemuan trilateral yang akan datang dengan mitranya dari Australia, Payne. Ini dilakukan selama panggilan telepon pada 26 Agustus lalu.
Good phone call with FM @MarisePayne of Australia ????????(26/08).
Discussed various issues including Covid-19 cooperation, upcoming Trilateral Foreign Ministers Meeting Indonesia - Australia and India; as well as 2+2 Indonesia - Australia meeting. pic.twitter.com/IQ4GdZiNLg— Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (@Menlu_RI) August 26, 2020
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Djojohadikusumo pun sempat berkunjung ke New Delhi, India pada akhir Juli. Ia memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membahas perluasan kerjasama keamanan dan kegiatan China di wilayah tersebut, menurut sumber itu.***