Mengenang 16 Tahun Kematian Munir Said Thalib, Aktivis HAM yang Dibunuh dengan Racun Arsenik

- 7 September 2020, 06:18 WIB
Almarhum Munir Said Thalib. (Instagram.com/@parlemen.mahasiswa)
Almarhum Munir Said Thalib. (Instagram.com/@parlemen.mahasiswa) /

JURNALGAYA - Tepat 16 tahun lalu, 7 September 2004, seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib meninggal dunia.

Ia tewas dibunuh di pesawat terbang ketika akan pergi melanjutkan studi ke Belanda. Dari hasil otopsi diketahui, ada racun arsenik di tubuhnya. Itulah yang membuat nyawa Munir melayang.

Kematian Munir membuat geger Indonesia. Para aktivis, pejuang HAM, dan warga lainnya turun ke jalan, mereka menuntut pengusutan tuntas kasus ini.

Namun hingga kini aktor intelektual yang berada di balik kematian Munir tak juga terungkap.

Baca Juga: Gara-gara Hilang Sepatu, Rowland Asfales Sukses Bawa PijakBumi Tembus Pasar di Lima Benua

Karena itulah, setiap tahun peringatan kematian Munir, masyarakat selalu menyuarakan kalimat "merawat ingatan, menolak lupa".

Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965. Sejak berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (Unibraw) Munir sudah dikenal sebagai aktivis kampus.

Kegigihannya itulah yang membuat ia dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unibraw pada 1998, Koordinator wilayah IV Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia.

Tak hanya itu, Munir aktif di beberapa organisasi kampus. Mulai dari forum studi mahasiswa hingga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Halaman:

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x