Jelang Musim Penghujan, BMKG Himbau Tingkatkan Kewaspadaan dan Mitigasi Bencana

- 7 September 2020, 23:22 WIB
Ilustrasi musim kemarau diprediksi akan berakhir pada pertengahan oktober mendatang
Ilustrasi musim kemarau diprediksi akan berakhir pada pertengahan oktober mendatang /Jurnalgaya/denny suryadharma/dennysuryadharma

JURNALGAYA. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim penghujan akan datang pada pertengahan bulan Oktober.

Terkait dengan hal tersebut, kepala BMKG menghimbau pemerintah dengan daerah yang mengalami musim hujan basah untuk meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi terhadap ancaman bencana Hidrometeorogi.

Baca Juga: Para e-Sports Harus Coba, Menu Kolaborasi Tim Evos dan RRQ Dengan Warung Upnormal


"Perlunya kewaspadaan dan penyiapan secara lebih dini dan optimal untuk upaya mitigasi oleh para pemangku kepentingan dan Pemerintah Daerah yang wilayahnya diprakirakan akan mengalami musim hujan lebih maju atau lebih basah," Ujar Dwikorita dalam keterangan resminya. Senin 7 September 2020.

Dwikorita mengatakan mitigasi tersebut dengan melakukan pengelolaan tata air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Antara lain dengan upaya memenuhi dan menyimpan air lebih lama ke danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya, serta penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih.

Baca Juga: Mengenang Jasa Munir di Aceh...

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Dodo Gunawan yang mengimbau para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal, yaitu di sebagian wilayah Sumatera dan Sulawesi, serta sebagian kecil Jawa, Kalimantan, NTB dan NTT.

Selain itu, juga perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan lebih basah dari normalnya yaitu di Sumatera, Jawa dan sebagian kecil Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Papua.

"Perlu diwaspadai pula wilayah-wilayah yang akan mengalami awal musim hujan sama atau sedikit terlambat (10-20 hari), terutama di wilayah-wilayah sentra pangan seperti Jawa, Bali, NTB dan Sulawesi." Jelasnya.

Baca Juga: Gandeng KPK, PLN Selamatkan Aset Negara Bernilai Ratusan Milyar Rupiah


Masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim hujan terutama di wilayah yang rentan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

BMKG memprakirakan awal musim hujan akan dimulai secara bertahap pada Oktober mendatang. Adanya pengaruh La Nina dan IOD negatif diprediksi mengakibatkan sebagian wilayah Indonesia atau 27,5 persen Zona Musim (ZOM) berpotensi mengalami musim hujan yang cenderung lebih basah daripada rerata klimatologisnya.*

Editor: Gayatri Pinandito


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x