PM Israel Benjamin Netanyahu Bunuh 3.500 Warga Palestina, Diantaranya 799 Anak dan 342 Wanita

- 17 September 2020, 12:19 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. /AP/Abir Sultan/

 

JURNALGAYA - Dilaporkan sebanyak 3.500 warga Palestina tewas selama pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Laporan tersebut diungkapkan kantor berita Anadolu, dikutip Kamis 17 September 2020.

Netanyahu menjadi salah satu kepala arsitek kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap rakyat Palestina.

Dia menjabat PM selama dua serangan brutal di Jalur Gaza yang telah diblokade Israel.

“Sekitar 3.500 warga Palestina menjadi martir dalam serangan pasukan Israel di Tepi Barat dan Gaza sejak 2009, saat Netanyahu menjadi perdana menteri,” ungkap grup HAM Israel, B’Tselem.

Baca Juga: Nikita Mirzani Ngaku Mau Cari Bule Buat Membuahinya Tanpa Harus Nikah

Dari semua yang tewas dalam serangan Israel itu terdapat 799 anak dan 342 wanita.

Netanyahu yang menjabat PM tujuh periode itu memerintahkan serangan brutal “Operation Pillar of Cloud” pada 2012 dan “Operation Protective Edge” pada 2014 di Jalur Gaza.

Menurut data B’Tselem, sebanyak 167 warga Palestina kehilangan nyawanya dalam serangan Israel di Gaza pada 2012. Tahun 2014 menjadi salah satu tahun paling berdarah dalam sejarah Palestina karena serangan Israel di Gaza pada 8 Juli, di era Netanyahu.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), militer Israel menyerang Gaza dengan 6.000 serangan udara, dengan hampir 50.000 tembakan tank dan artileri selama 50 hari.

Baca Juga: Sinyal Jajaran Direksi PT Pertamina Segera Dirombak

Dalam berbagai serangan Israel, sebanyak 2.251 warga Palestina, termasuk 551 anak dan 299 wanita menjadi martir, lebih dari 11.000 orang telruka dan lebih dari 1.500 anak menjadi yatim.

Otoritas Palestina menyatakan sebanyak 28.366 rumah hancur akibat serangan udara Israel, mengakibatkan 3.329 rumah hancur total dan 23.445 hancur sebagian.

Sebanyak 65.000 warga Palestina kini menjadi gelandangan di Gaza karena sudah tak memiliki tempat tinggal. Infrastruktur rusak parah akibat berbagai serangan Israel.

Sejauh ini komunitas internasional hanya bisa mengecam tanpa berbuat banyak melihat berbagai agresi brutal Israel yang bersenjata lengkap terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Ingin Bubarkan Kementrian BUMN dan Buka Borok Pertamina, Ahok Temui Erick Thohir

Di era Netanyahu, Israel juga melancarkan pembantaian baru di kawasan pada 2018. Saat unjuk rasa damai “Great March of Return” di perbatasan Gaza sejak 30 Maret 2018, tentara Israel menggunakan kekuatan berlebihan termasuk peluru tajam terhadap warga Palestina.

Yang memprihatinkan, para tentara Israel itu membantai warga Palestina di depan mata dunia selama unjuk rasa, ditayangkan live oleh sejumlah televisi lokal. Menurut data Al Mezan, sebanyak 215 warga Palestina tewas dibunuh tentara Israel dan ribuan orang lainnya terluka dalam unjuk rasa.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x