Nasi Bungkus Menjadi 1 Dari 3 Alasan Penyebab Gagalnya Gerakan 30 September 1965

- 28 September 2020, 18:24 WIB
tangkapan layar film G30S PKI
tangkapan layar film G30S PKI /JurnalGaya/tangkapan layar film G30S PKI/net/

JURNALGAYA - Kurangnya matangnya strategi, perencanaan serta koordinasi yang dilakukan oleh sebuah gerakan yang menamakan dirinya Gerakan 30 September 1965 membuatnya hanya bertahan 24 Jam saja.

Pasukan Mayor Jenderal Soeharto dari kostrad dan RPKAD berhasil mematahkan dan mengendalikan situasi pasca meletusnya peristiwa berdarah yang menewaskan 6 orang Jenderal dan satu Perwira ditubuh Angkatan Darat.

Baca Juga: Lubang Buaya, Saksi Sejarah Kebiadaban G30S PKI, Bagaimana Kondisinya Sekarang?

Baca Juga: Google Meet Tak Gratis Lagi, Lebih Dari 60 Menit Terkena Biaya

Mengutip pernyataan Soepardjo dalam bukunya Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto yang ditulis oleh Jhon Roosa, setidaknya ada 3 Fakta yang membuat gerakan 30 September 1965 ini kandas.

Baca Juga: Heboh Berkaraoke Ria, Sejumlah ASN Kelurahan Terancam Kena Sanksi

 Apa saja faktanya kita simak penelusurannya dibawah ini yah.

Baca Juga: Bantu Masyarakat Atasi Dampak Pandemi Covid-19, Telkom Regional 3 Jabar Gelar 6 Program CSR

1 Tidak Ada Pasokan Logistik

Dalam suatu operasi mililer, pasokan logistik harus diperhatikan dengan benar. Bagaimana mungkin pasukan bisa berperang jika mereka kelaparan.

Dan hal itu yang terjadi oleh pasukan yang digalang oleh letkol Untung.

Pasukan dari Batalyon 530 dan Batalyon 454 berjaga seharian penuh di sekitar lapangan monas, tapi tidak ada dukungan logistik alias tidak ada pasokan makanan.

Dari pagi hingga petang pasukan ini tidak ada yang memberi ransum makanan, sehingga saat Soeharto mengirimkan utusan dan membujuk Yon 530 agar kembali ke kostrad tawaran tersebut langsung diterima.

Baca Juga: Gelap dan Seksi, Video Teaser Lovesick Girls, Lagu Utama THE ALBUM BLACKPINK

"Semua Kemacetan gerakan pasukan disebabkan di antaranya tidak ada makanan. Mereka tidak makan semenjak pagi, siang dan malam. Hal ini baru diketahui pada malam hari ketika ada gagasan untuk dikerahkan menyerang ke dalam kota," kata Supardjo.

Tapi terlambat. Yon 530 sudah bergabung dengan Kostrad dan Yon 454 sudah berada di sekitar Halim. Tak mungkin lagi memerintahkan mereka menyerang.

Baca Juga: Jabar Siapkan 1.000 Ruang Isolasi Pasien OTG COVID-19

Film G30S PKI
Film G30S PKI live streaming Vidio

2 Strategi Perencanaan Yang Buruk

Saat Brigjen Soeparjo diperintahkan Presiden Soekarno untuk menghentikan kegiatan maka dia dan pimpinan lainnya setuju karena tidak jelas siapa yang menjadi komadan gerakan.

Rencana setelah penculikan para Jenderal juga tidak jelas, sehingga gerakan ini akhirnya bubar jalan.

Baca Juga: Pop Hotel Bandung Nyatakan Mundur Jadi Hotel Isolasi Covid-19, Ini Klarifikasinya

Dalam hirarki kemiliteran juga tidak lazim karena saat itu yang ditunjuk menjadi pemimpin adalah Letkol Untung, sedangkan dua orang yang menjadi wakilnya pangkatnya lebih tinggi yakni Kolonel Latief dan Brigjen Soepardjo.

"Rencana operasinya ternyata tidak jelas. Terlalu dangkal. Titik berat hanya pada pengambilan tujuh jenderal saja. Bagaimana kemudian bila berhasil tidak jelas. Kalau gagal juga tidak jelas," ujar Soepardjo.

Baca Juga: Dituduh Lakukan Pelanggaran HAM, Indonesia Tegaskan Vanuatu Bukan Perwakilan Papua

Cuplikan suasana nonton bareng film G30S/PKI.
Cuplikan suasana nonton bareng film G30S/PKI.

3 Jumlah Pasukan Kecil

Untuk sebuah gerakan, jumlah pasukannya tergolong kecil. Meski pada awalnya informasi pasukan yang bergabung dalam gerakan 30 september 1965 ini ribuan personil yang terdiri dari Satu Batalyon (500-700 orang) pasukan Cakrabirawa.

Satu batalyon dari Brigif I Kodam Jaya, satu batalyon Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP).

Baca Juga: Lagu Rindu Ini dari Mendiang Chrisye Resmi Dirilis

Selain itu, ada sekitar 2.000 Sukarewan yang dilatih PKI di Lubang buaya untuk memperkuat pasukan yang ada.

Namun Faktanya jauh berbeda, sehingga gerakan tersebut dengan cepat dapat dipatahkan oleh pasukan Mayor Jenderal Soeharto yang terdiri dari pasukan kostrad dan RPKAD.

Baca Juga: BMKG Ingatkan 3 Hari ke Depan Hujan Lebat, Kilat dan Angin Kencang Masih Mengancam

Pasukan Cakrabirawa hanya berkekuatan 60 personil yang ikut serta. Lalu pasukan dari Batalyon 530 dan 454 yang masing masing berkekuatan 500, dan kedua batalyon ini pun kembali bergabung ke kostrad.

Sementara pasukan PGT tidak ada, dan keberadaan 700 personil dari Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) juga tidak sepenuhnya mendukung gerakan tersebut.

Nah, itu tadi tiga alasan kenapa gerakan 30 September 1945 akhirnya bisa ditumbangkan dalam waktu singkat***

Editor: Gayatri Pinandito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x