[Update] Tenggat Waktu Luhut Binsar Pandjaitan Habis, Pasien Positif Covid-19 Masih Tinggi

- 29 September 2020, 17:41 WIB
ILUSTRASI Covid-19.*
ILUSTRASI Covid-19.* /pixabay



JURNALGAYA - Jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia hari ini, Selasa, 29 September 2020 mencapai 282.724 orang. Angka tersebut bertambah sebanyak 4.002 kasus dari hari sebelumnya.

Dari jumlah itu, sebanyak 210.437 orang dinyatakan sembuh dan 10.601 orang meninggal dunia. Data tersebut dihimpun Kementerian Kesehatan per pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan data Kemenkes, pasien sembuh bertambah 3.567 orang dan pasien meninggal bertambah 128 orang.

Sementara jumlah suspek Covid-19 per hari ini mencapai 132.496 orang dan spesimen yang diperiksa 37.158 spesimen.

Dari jumlah itu, sebanyak 206.870 orang dinyatakan sembuh dan 10.473 orang meninggal dunia.

Update sebaran data kasus positif corona di Indonesia, Selasa 29 September 2020.
Update sebaran data kasus positif corona di Indonesia, Selasa 29 September 2020.


Hari ini merupakan tenggat dua pekan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menangani kasus Covid-19 di sembilan provinsi.

Alih-alih turun, kasus positif dan angka kematian cenderung naik meskipun pasien yang dinyatakan sembuh juga bertambah.

Kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir juga telah bertambah di atas 4.000 kasus per hari. Kasus Covid-19 menembus angka 4.000 orang pertama kali pada 19 September yakni 4.168 kasus.

DKI Jakarta masih menjadi provinsi yang memiliki kasus positif Covid-19 terbanyak secara kumulatif. Sementara Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus kematian pasien Covid-19 tertinggi di seluruh Indonesia.
Lihat juga: Mini Lockdown, Strategi Jokowi untuk Daerah Atasi Corona

Untuk menekan laju penyebaran positif Covid-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong penerapan intervensi berbasis lokal.

Menurut Jokowi penerapan mini lockdown atau karantina wilayah terbatas akan lebih efektif ketimbang di seluruh wilayah.

"Jangan sampai kita generalisir satu kota, satu kabupaten, apalagi satu provinsi. Ini akan merugikan banyak orang," kata Jokowi.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x