China dan AS Berebut Dukungan Prabowo Subianto, Begini Penilaian Pengamat Asing

- 10 Oktober 2020, 15:24 WIB
Menhan RI Prabowo Subianto saat membuka perkuliahan perdana Mahasiswa S1 Universitas Pertahanan. Menhan Prabowo dijadwalkan akan berkunjung ke Amerika Serikat bulan ini
Menhan RI Prabowo Subianto saat membuka perkuliahan perdana Mahasiswa S1 Universitas Pertahanan. Menhan Prabowo dijadwalkan akan berkunjung ke Amerika Serikat bulan ini /Foto: Twitter @Dahnilanzar/

JURNALGAYA - Setelah 20 tahun masuk dalam daftar hitam (blacklist), Amerika Serikat (AS) tiba-tiba memberikan visa ke Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.

Pentagon melalui Menteri Pertahanan AS Mark Esper bahkan mengundang Prabowo ke negeranya Donald Trump tersebut. Prabowo diagendakan bakal mengunjungi AS pada 15 Oktober mendatang.

Menurut sejumlah pengamat seperti dilansir South China Morning Post, Sabtu 10 Oktober 2020 itu terjadi karena AS tidak mau RI terlalu dekat dengan China.

Terlebih kini, kedua negara tengah berebut pengaruh, terutama soal Laut China Selatan (LCS).

Baca Juga: Maskapai Penerbangan Bangkrut Beralih Jadi Jual Gorengan

Peneliti di S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University Alex Arifianto mengatakan menyeimbangkan pengaruh China penting bagi AS.

"Untuk memastikan Indonesia tidak terlalu jauh ke pihak China," katanya dilansir South China Morning Post Sabtu 10 Oktober2020.

Terlebih, China kini telah secara signifikan meningkatkan investasi militer dan ekonominya - terutama infrastruktur dan pertambangan - di Indonesia sejak pemerintahan [Presiden Joko Widodo] menjabat pada tahun 2014.

Belum lagi pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang dipandang kurang terlibat dengan Indonesia dan negara Asia, beda dengan pemerintahan AS di masa Barrack Obama.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x