Profil Asfinawati, Direktur YLBHI yang Bikin Menkominfo Geram dan Bergaya Otoriter

- 15 Oktober 2020, 09:29 WIB
Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati./ANTARA/Zuhdiar Laeis
Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati./ANTARA/Zuhdiar Laeis /

JURNAL GAYA – Di dalam negeri, nama ibarat macan betina yang bertaring tajam lantaran keberaniannya bersuara, termasuk menyikapi Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Tadi malam di Mata Najwa, Asfinawati yang kini duduk sebagai Ketua YLBHI 2017-2021, terlibat dalam perdebatan sengit saat ia meyoroti kasus ditangkapnya beberapa aktivis karena dinilai menyebarkan hoaks undang-undang Cipta Kerja.

Padahal, Undang-undang tersebut baru diserahkan Rabu 14 Oktober 2020 kepada Presiden Jokowi.

Baca Juga: Marissa Haque Sebut Pemerintah Indonesia Persis Penjajah Belanda: Londo Blangkon, Astaghfirullah!

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini, Untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan

Asfinawati atau akrab disapa Asfin ini juga lantang menyebut pemerintah menuduh orang melakukan hoaks tapi tak megang naskahnya. "Itu hoaks besar. Akan terbongkar kalau negara melakukan hoaks," ujar Asfina di Mata Najwa, Rabuu 14 Oktober 2020.

Siapakah Asfinawati? Apa yang membuatnya menjadi perempuan berani dan membuatnya concern memperjuangkan memperjuangkan hak-hak kaum minoritas dan keadilan.

Asfinawati kini memang dikenal sebagai Ketua YLBHI, sejak 10 Januari 2017, dan perempuan ini dipercaya mengawal  YLBHI hingga tahun 2021.

Baca Juga: Detik-detik Mata Najwa Beberkan Perbedaan Draft UU Cipkater 905 dan 812 Halaman, Salahi Aturan?

Baca Juga: Jadwal Acara TVN Hari Ini Kamis 15 Oktober, Duel Lee Dong Wook - Kim Bum di Tale of the Nine Tailed

Asfin merupakan lulusan hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), lalu merintis karier hukumnya sebagai pengacara publik di LBH Jakarta sejak tahun 2000. Sejak saat itu pula,  Asfin tak henti memperjuangkan kelompok minoritas di tanah air.

Hobi main piano, Ketua YLBHI ini punya komitmen memperbaiki iklim demokrasi Indonesia yang faktanya berada dalam kondisi kritis. Era peralihan demokrasi yang dimulai sejak 1998 belum selesai, Afin berpendapat saat ini justru mundur kembali ke masa orba.

Asfinawati merupakan aktivi yang di lahir di Bitung, 26 November 1976. Dulu, ia dibesarkan di tiga kota antara lain Denpasar, Langsa, Aceh Timur, dan Jakarta. Menjadi ahli hukum, dulu Asfin mengaku tak suka belajar. Namun untuk urusan berjuang, ia sejak kecil memang dididik sebagai pribadi yang pantang menyerah.

Baca Juga: DPR RI Buat UU Cipta Kerja Kayak Cuci Piring

Baca Juga: Tuntut Demonstran UU Ciptaker Dibebaskan, Fadli Zon Sebut Indonesia Bukan Milik Segelintir Orang

Dikenal sebagai pejuang minoritas, tak banyak orang tahu bahwa Asfin jago main piano. Bahkan ia sempat menjadi guru les piano sebelum akhirnya ia sibuk dengan kiprahnya sebagai pengacara publik.

Sepak terjang Asfin sebagai pembela kaum minoritas, sudah dimulai sejak 1999, tepatnya saat  masih menjadi mahasiswa FH UI. Bahkan ia dipercaya sebagai pengurus LBH Jakarta pada 2001.

Menjadi pengacara publik, Asfinawati dan keempat saudaranya juga gemar membaca buku-buku kisah perjuangan para pembela keadilan. Tak heran ia memilih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, setelah tamat dari SMA Negeri 6 Jakarta Selatan.

Baca Juga: Daftar Lengkap Gaji Skuat Liverpool Mulai dari Terendah Joe Gomez hingga Mohamed Salah

Baca Juga: Inggris Sedang Sial, Kalah dari Denmark 0 - 1 dan Harry Maguire Diusir Wasit

Menduduki jabatan tertinggi di YLBHI, Asfin mengemban banyak tugas besar, diantaranya memperjuangkan hak-hak kaum marjinal di Indonesia. Satu hal yang menjadi pedomannya, Indonesia harus bisa kelar dari cara berpikir yang dangkal dan kedangkalan dan artifisial.

Biodata
Nama  : Asfinawati, S.H.
Tempat/Tangal Lahir : Bitung, 26 Nopember 1976
Email : [email protected]
Aktivitas : Advokat / Dosen
Jabatan : Ketua Yayasan Lembaga Bnatuan Hukum Indonesia 2017-2021.

Pendidikan
SD Yasporbi, Jakarta
SD Saraswati, Denpasar-Bali
SDN 01 Langsa-Aceh Timur 1983 – 1989
SMPN 68 Jakarta Selatan 1989 – 1992
SMUN 6 Jakarta Selatan 1992 – 1995
Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia 1995 – 2002

Baca Juga: Ngeri, Ferdinand Hutahaean Samakan Marissa Haque dengan DI-TII

Kursus
Karya Latihan Bantuan Hukum – LBH Jakarta
Pelatihan Pendampingan Hukum berperspektif Gender – LBH APIK
Trial Advocacy Training – YLBHI, LDF
New Tactics on Human Rights – Forum Asia
Workshop Training Making Legal Service Provision an Effective Human Rights Strategy – Global Rights
Feminist Legal Theory and Practice – Asia Pacific for Law and Development (APWLD)

Pengalaman Kerja
2015 – sekarang : Dosen Jentera Law School
2009 – sekarang :Volunteer pada KASUM
2007 – 2009 : Koordinator Divisi Hukum KASUM (Coallition for Munir Case)
Agustus 2006 – 2009 : Direktur LBH Jakarta
Januari – Agustus 2006 : Koordinator Divisi Penanganan Kasus LBH Jakarta
2003 – 2005 : Koordinator Study and Research Division
2001 – 2003 : staff of Labour Division – LBH Jakarta
1999 – 2001 : volunteer at LBH Jakarta***

 

 

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Dari berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x