Ridwan Kamil 'Debat' dengan Jokowi, Gara-gara Apa?

- 19 Oktober 2020, 15:49 WIB
*Caption:* Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjadi Panelis dalam SIF E-Connects Indonesia 2020 via konferensi video di Waduk Dharma, Kabupaten Kuningan, Sabtu (17/10/20). (Foto: Rizal/Humas Jabar)
*Caption:* Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menjadi Panelis dalam SIF E-Connects Indonesia 2020 via konferensi video di Waduk Dharma, Kabupaten Kuningan, Sabtu (17/10/20). (Foto: Rizal/Humas Jabar) /Awangmuda/Humas Jabar
 
JURNALGAYA---Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil curhat, ternyata tidurnya kurang nyenyak semasa pandemik COVID-19. Bahkan, saking seringnya agenda terkait penanganan virus corona ini, COVID-19 sampai terbawa mimpi.
 
Ridwan Kamil bercerita, satu mimpi yang sempat terjadi adalah dia berdebat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan COVID-19. 
 
"Saya mimpi sampai tiga kali tentang COVID. Satu mimpi saya harus debat dengan Pak Jokowi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat memberikan sambutan pada pelatihan relawan COVID-19 di SMK 3 Bandung, Senin (19/10).
 
 
 
Selain mimpi berdebat dengan orang Presiden RI, Emil juga sempat bermimpi mengikuti tes PCR atau rapid test. Emil pun sempat mengeluh, sebagai manusia biasa, ia juga merasa lelah menghadapi pandemik COVID-19. Hampir setiap hari mulai dari pagi, siang, sampai malam semua agenda mengenai corona.
 
Dengan kondisi ini, kata Emil, ia mengajak seluruh relawan untuk bisa tetap kuat meski badai corona ini masih ada di depan mata. "Tips untuk relawan intinya kita harus kuat mental," katanya.
 
 
Dalam membangun mental yang kuat, Emil menganjurkan pada relawan agar bisa rajin beribadah, berserah diri, dan coba tetap berkomunikasi secara intens dengan keluarga.
 
Selain itu, Emil meminta dalam pelatihan relawan COVID-19 ini panitia memberikan ilmu mengenai psikologi. Ini penting agar setiap relawan paham bagaimana menyampaikan amanah dari pemerintah ketika berhadapa dengan berbagai karakter masyarakat.
 
"Ini nanti tolong diberikan ilmunya," katanya.
 
 
Ketika bertemu dengan masyarakat pun, kata Emil, diharapkan, lebih mengutamakan informasi yang positif. Jangan sampai masyarakat justru ketakutan ketika mendapat informasi terbaru mengenai COVID-19.
 
Selain itu, kata dia, berdasarkan informasi yang dihimpun, vaksin tahap pertama yang diimpor akan datang bulan depan, angkanya sekitar 9 juta dosis. Emil menyebut vaksin impor ini akan diberikan kepada mereka yang berada di zona merah dan orang terdepan yang ikut meredam penyebaran COVID-19.
 
 
 
"Jadi memang untuk tenaga kesehatan dan warga di zona rawan dulu," katanya. ***
 
 

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x