Taipei mengatakan para diplomat China dibawa pergi oleh polisi dan "mengklaim secara tidak benar" bahwa mereka telah diserang.
Taiwan mengatakan dugaan bentrokan itu adalah konfrontasi fisik pertama antara anggota misi diplomatik Beijing dan Taipei.
Wang Ting-yu, seorang anggota parlemen dari partai yang berkuasa di Taiwan yang duduk di komite urusan luar negeri parlemen mengaku terkejut dan marah atas serangan itu.
"Kita tidak bisa membiarkan China menggertak dengan melakukan apa pun yang diinginkan," cuitnya di Twitter.
I am appalled & outraged by the break-in & violent attack carried out by Chinese diplomats against Taiwan's foreign service members at our national day reception in Fiji.
We can't let China bully its way into doing whatever it wants. Our diplomats in Fiji have my full support.— 王定宇 Wang Ting-yu MP (@MPWangTingyu) October 19, 2020
Baca Juga: Lini Belakang Kian Lemah, Liverpool Harus Rogoh Kocek Untuk Belanja Pemain
Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Harry Ho-Jen Tseng mengatakan seorang diplomat Taiwan mengalami cedera di kepala dan didiagnosis mengalami gegar otak di rumah sakit.
"Tanpa diduga, pejabat China tak hanya menolak mendengarkan, mereka juga memukuli personel kami, dan akhirnya dibawa pergi dari tempat kejadian oleh polisi Fiji," kata Harry seperti dikutip dari ABC Australia.
Hubungan antara China dan Taiwan berada pada titik terendah dalam beberapa dekade terakhir.
Para pemimpin China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka dan berjanji akan merebut pulau berpenduduk 23 juta itu dengan kekerasan jika perlu.
Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Beijing semakin memusuhi Taiwan. Sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016, tekanan diplomatik dan militer semakin meningkat.