Tolak Mentah-mentah Kapal Mata-mata Amerika Serikat, Indonesia Tuai Pujian dari China

- 25 Oktober 2020, 11:05 WIB
P-8 Poseidon US Navy
P-8 Poseidon US Navy /Aviation Today



JURNALGAYA - Pemerintah Indonesia menolak mentah-mentah masuknya jet tempur canggih mata-mata Amerika Serikat (AS) P-8 Poseidon.

Menurut laporan Reuters, permintaan AS itu sebenarnya mengejutkan pemerintah Indonesia. Karena kebijakan luar negeri bebas aktif, Indonesia tidak mengizinkan militer asing beroperasi.

Media China bahkan menyoroti pemberitaan soal penolakan Indonesia akan masuknya pesawat mata-mata tersebut. Sikap Indonesia belakangan juga dipuji media yang terafiliasi dengan Partai Komunis China, Global Times.

"Mereka tidak ingin kawasan itu menjadi tempat permainan militer negara-negara besar," tulis media tersebut dengan memuat artikel seorang pengamat di Beijing Xu Liping, dikutip Jumat 23 Oktober 2020.

"Juga tidak ingin AS mengganggu situasi regional. Ini adalah sikap yang benar dari kekuatan regional yang sebenarnya."

Ia mengatakan persaingan antara AS-China telah mengikat negara-negara kawasan untuk 'bersekongkol' melawan Beijing. Di mana sebagian disebut harus terpaksa berpihak.

Tetapi sebagian besar negara ini, terutama anggota ASEAN termasuk Indonesia, sangat mementingkan keseimbangan hubungan nasional dengan negara-negara besar.

"Keberpihakan tidak sejalan dengan kepentingan mereka ... Indonesia menegaskan tidak akan berpihak pada urusan Laut China Selatan," tulisnya lagi.

Wilayah Laut China Selatan.
Wilayah Laut China Selatan.


China merupakan investor terbesar RI setelah Singapura. Investasi China di Indonesia meningkat 9 persen pada semester I 2020 yakni menjadi 2,4 miliar dolar AS dari 2,2 miliar dolar AS pada semester I 2019.

Sayangnya baik Kementerian Pertahanan RI maupun Kementerian luar negeri enggan menanggapi persoalan ini. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan mengunjungi Indonesia, pekan depan. Ini merupakan perjalanan pertamanya ke RI sejak pemberitaan soal penolakan pesawat mata-mata Boeing itu.

Hal tersebut diungkapkan Pompeo dalam sebuah pernyataan ke wartawan, Rabu (21 Oktober) waktu setempat. Lawatan akan membahas banyak hal termasuk soal kebebasan navigasi di Indo-Pasifik dan Laut China Selatan.

"Penting bagi saya memastikan kedaulatan mereka dilindungi dari upaya berkelanjutan, hak-hak dasar mereka, hak maritim, hak bisnis ... yang terus menerus diancam Partai Komunis China," katanya sebagaimana dimuat dalam Twitter Departemen of State @StateDept.

Hal ini dibenarkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam media briefing yang berlangsung virtual kemarin. Selain kunjungan bilateral, ia juga disebut akan mengunjungi GP Ansor.

P-8 sendiri adalah jet yang penting dalam mengawasi aktivitas China di Laut China Selatan (LCS). AS kini tengah terlibat ketegangan dengan China yang mengklaim 80% kawasan perairan LCS dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line).

Boeing P-8 Poseidon (sebelumnya bernama Multimission Maritime Aircraft) merupakan pesawat militer yang dikembangkan dan diproduksi oleh Boeing Defense, Space & Security, dimodifikasi dari 737-800ERX. Ini dikembangkan untuk Angkatan Laut Amerika Serikat (USN).

P-8 beroperasi dalam perang anti-kapal selam (anti-submarine warfare/ASW), perang anti-permukaan (anti-surface warfare atau ASUW), dan berperan sebagai larangan pengiriman.

Pesawat ini dipersenjatai dengan torpedo, rudal anti-kapal Harpoon, dan senjata lainnya, dapat menjatuhkan dan memantau sonobuoy, serta dapat beroperasi bersama dengan aset lain, termasuk Northrop Grumman MQ-4C Triton pengawas maritim kendaraan udara tak berawak (UAV).

Pesawat pengawas maritim P-8 Poseidon milik Amerika Serikat
Pesawat pengawas maritim P-8 Poseidon milik Amerika Serikat


Menurut Military.com, jet tempur P-8 Poseidon merupakan versi militer dari pesawat komersial Boeing 737. P-8 Poseidon dimaksudkan untuk menggantikan armada P-3 Orion Angkatan Laut AS, yang sudah dipensiunkan, sebagai pesawat perang anti-kapal selam garis depan.

P-8A memiliki sistem sensor akustik multi-statis dan pasif aktif, radar apertur sintetik terbalik, sistem pengukuran dukungan elektronik baru, sensor elektro-optik atau inframerah baru, dan detektor anomali magnetik digital.

Jet ini dapat diisi oleh sembilan orang awak, termasuk kokpit pilot ganda dan lima awak misi, ditambah pilot bantuan dan teknisi dalam penerbangan. P-8 juga memiliki workstation dengan tampilan multi-fungsi universal dan akomodasi siap pakai, serta workstation tambahan untuk berbagi beban kerja.

Poseidon dipersenjatai dengan ruang senjata lima stasiun internal, empat tiang sayap, dua tiang garis tengah, dan semuanya didukung oleh manajemen penyimpanan digital yang memungkinkan pengangkutan rudal, torpedo, dan ranjau gabungan.

Boeing mengembangkan P-8 pada 14 Juni 2004 lalu. P-8 sendiri menjadi turunan dari pesawat Boeing 737-800ERX yang dimodifikasi dengan menyatukan badan pesawat yang andal dan mesin jet turbofan pintas tinggi bersama mesin jet yang sepenuhnya terhubung dengan sistem misi arsitektur terbuka yang canggih. Ditambah dengan sensor generasi terbaru, P-8 juga meningkatkan kemampuan ASW dan ASUW.

P-8 dioperasikan tak hanya oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, tetapi juga oleh Angkatan Laut India, Angkatan Udara Australia (RAAF), dan Angkatan Udara Kerajaan (RAF) Inggris.

Selain itu, Royal Norwegian Air Force (RNoAF), Royal New Zealand Air Force (RNZAF), dan Republic of Korea Navy (ROKN) juga sudah memesan P-8 untuk memperkuat armada mereka.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x