Nabi Muhammad Dihina Lewat Lagu Fans Tim Sepak Bola Israel, Politikus Sebut Kelompok Teroris

- 29 Oktober 2020, 17:58 WIB
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad.
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad. /Alhamdlilah.com

JURNALGAYA - Sekelompok fans klub sepak bola Israel Beitar Jerusalem, yang tergabung dalam La Familia, menghina Nabi Muhammad SAW lewat sebuah lagu.

Dalam lagu itu La Familia mempertanyakan asal usul ibunda Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah atau Aminah Az- Zuriyah binti Wahab. Lagi itu diunggah di Youtube.

Dilansir Times of Israel, politikus Arab-Israel terkemuka Ayman Odeh menyampaikan protes agar YouTube menghapus unggahan tersebut, Rabu 29 Oktober 2020.

Berselang satu hari, Kamis 29 Oktober 2020 YouTube dikabarkan langsung menghapus klip video tersebut dari platform milik mereka.

Lagu kontroversial itu dinyanyikan para penggemar garis keras Beitar Jerusalem

Lagu berbahasa Ibrani tersebut menghina sang nabi, mempertanyakan statusnya dan asal muasal ibunya.

"Setiap pelanggaran terhadap simbol agama sama sekali tidak dapat diterima," ucap Odeh.

Baca Juga: Umumkan The Swordman Mulai Tayang Hari Ini, Joe Taslim Curhat 'Berdarah-darah' di Medsos

"'La Familia' adalah kelompok rasis ... dan dalam negara yang benar-benar demokratis, kelompok teroris ini sudah lama dilarang," sambungnya.

Odeh mengatakan, dirinya telah menulis ke YouTube untuk menuntut penarikan lagu, yang telah online sejak Juli 2016 tetapi baru-baru ini menjadi "populer".

Beitar Jerusalem secara historis dianggap anti-Muslim dan anti-Arab. Namun dalam beberapa tahun terakhr, mereka mengubah citranya dan pada 2017 mendapat penghargaan melawan rasisme.

Baca Juga: 29 Oktober 2020 Pasien Positif Covid-19 di Indonesia 404.048 Orang

Seruan Odeh muncul di tengah lonjakan kemarahan yang lebih luas di antara komunitas Muslim di seluruh dunia sebagai reaksi atas pembelaan kartun nabi Muhammad oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Macron dengan tegas mendukung penerbitan kartun nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo dengan alasan menunjung tinggi kebebasan berpendapat.

Hal itu disampaikan Macron setelah insiden pembunuhan seorang guru di Paris terjadi pada 16 Oktober lalu.

Baca Juga: 29 Oktober 2020 Pasien Positif Covid-19 di Indonesia 404.048 Orang

Guru bernama Samuel Paty dipenggal oleh remaja pengungsi asal Chechnya, setelah menunjukkan kartun nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas.

Paty dipenggal oleh lelaki 18 tahun bernama Abdullah Anzorov di luar sebuah sekolah yang terletak di luar sekolah menengah di Bouis-d'Aulne.

Abdullah Anzorov telah ditembak mati oleh otoritas Prancis tak lama setelah kasus pemenggalan Samuel Paty itu terjadi.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah