Donald Trump Kalah Pilpres AS 2020, China Kian Berkuasa di Laut China Selatan

- 6 November 2020, 23:26 WIB
Ilustrasi Laut China Selatan.
Ilustrasi Laut China Selatan. /Pixabay/user1488365914/

JUNALGAYA - China tak terlalu memusingkan perseteruan yang terjadi di Washington beberapa hari terakhir. China tidak terlalu memperdulikan siapa yang bakal memenangkan Pilpres AS 2020.

Hal terpenting bagi China, siapapun Presiden AS terpilih tidak menggaungkan sikap bermusuhan. Saat ini capres petahana Donald Trump dan lawannya, Joe Biden tengah menantikan hasil penghitungan suara Pilpres AS 2020.

Untuk sementara hingga Jumat 6 November 2020 sekitar pukul 19.44 WIB, Joe Biden memimpin raihan suara elektoral sebanyak 264 suara dan Donald Trump sebanyak 214 suara.

Baca Juga: Mahfud MD Ngaku Punya Niatan Bantu Habib Rizieq, Tapi Dikirimi Video 'Sadis'

Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng.
Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng.


Melansir Global Times, Jumat 6 November 2020, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng berharap pemerintahan AS nantinya menjunjung semangat non-konflik, non-konfrontasi, serta win-win solution.

Hal tersebut menurut dia akan turut mendorong pengembangan hubungan China-AS ke jalur yang benar.

Le mengucapkan itu semua dalam konferensi media pada Pertemuan Dewan Kepala Negara Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) ke-20 yang dihelat Kamis 5 November 2020.

Pernyataan itu terlontar sebagai tanggapan atas Pilpres AS dan prediksi hubungan kedua negara ke depan.

Baca Juga: Joe Biden Menang di Pilpres AS 2020, Kubu Trump: Belum Berakhir!
 
Le berkata bahwa China dan AS jelas memiliki perbedaan dalam berbagai bidang. Namun ada beberapa kepentingan serupa.

Di tengah keruhnya hubungan kedua negara beberapa tahun terakhir, Le berharap agar pemimpin yang terpilih bisa segera memperbaiki hal tersebut.

Ia tidak secara gamblang mengungkapkan kepada siapa China memberikan dukungan dalam Pilpres AS kali ini.

Donald Trump
Donald Trump Twitter/@realDonaldTrump

Namun sebagaimana diketahui, saat Trump memimpin, hubungan AS dan China disebut jatuh ke dalam titik terendah.

Lewat berbagai kebijakan, Trump kerap membuat China marah. Contohnya dengan menjual senjata ke Taiwan.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Pemerintah China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun memiliki pemerintahan sendiri sejak berakhirnya perang saudara pada tahun 1949.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x