Network
/photo/2020/01/01/88145098.jpg)
JURNAL GAYA – Pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda berkurang, untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021 tidak dapat dirayakan dengan mengumpulkan banyak massa.
“Tidak ada pengerahan massa seperti tahun-tahun sebelumnya, konser musik konser budaya, tari-tarian, nyanyi-nyanyian sebagainya, tahun ini tidak ada lagi,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau Ariza seperti dikutip Jurnal Gaya dari rri.co.id, Senin 16 November 2020.
Menurut Ariza, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mencari bentuk perayaan yang mengacu pada protokol kesehatan. Persisnya, perayaan yang tidak memantik kerumunan massa. “Yang pasti pada Tahun Baru ini tidak ada perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kita akan laksanakan sesuai protokol Covid-19,” kata dia.
Baca Juga: Jalan Tol Akses BIJB Kertajati Terus Dikebut, Target Selesai di November 2021
Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini mendapat kritikan dari mantan juru bicara Partai Solidaritas Indonesia Dedek Prayudi.
Dedek menilai Pemprov DKI Jakarta menerapkan standar ganda dalam masalah ini karena tidak tegas dengan membiarkan kerumunan massa di acara Front Pembela Islam pada Sabtu kemarin.
"Setelah apa yang terjadi, pak Wagub gak malu ya ngomong begini?" tanya Dedek di akun Twitternya @Uki23.
Baca Juga: Hati-hati, Rob Menerjang Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta
Tak kalah tegas, Presiden Joko Widodo juga mengeluarkan ultimatum untuk Kapolri, Panglima TNI serta Ketua Satgas Penanganan Covid-19. Jokowi meminta, pihak-pihak tersebut bisa menindak tegas pelanggar protokol kesehatan (prokes).
