Ajakan Pisah dari NKRI Marak, Panglima TNI Akui Media Sosial Kini Jadi Medan Peperangan

- 21 November 2020, 14:41 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto S.IP, ketika menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, Sabtu 21 November 2020.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto S.IP, ketika menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, Sabtu 21 November 2020. /Puspen TNI/

 

JURNALGAYA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan ancaman separatisme dengan menggunakan media sosial bertujuan propaganda untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) marak dilakukan.

Aksi separatisme saat ini tak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI ketika menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, Sabtu 21 November 2020.

Panglima TNI mengatakan, semua yang ada di dunia maya memiliki kelebihan berupa kecepatan dan jangkauan yang lebih cepat, lebih luas, dan lebih mudah. Selanjutnya juga disadari bahwa dampak yang ditimbulkan di dunia maya, baik positif maupun negatif, ternyata dapat lebih masif dari dunia fisik.

Baca Juga: Bocoran Sinetron Ikatan Cinta Sabtu 21 November 2020, Cie Andin dan Al Mulai Suap-suapan, Ter Uwu!

Baca Juga: Didesak V BTS Terkait Rilis Lagu Solo Baru, Ini Jawaban Jimin, Pasrah dan Bikin Ngakak

"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," ujarnya.

Lebih lanjut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menuturkan bahwa dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi.

"Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," katanya.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Puspen TNI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah