Daerah ini terletak di utara Kota Tua di mana beberapa keluarga Palestina menghadapi penggusuran dari rumah-rumah mereka yang diklaim oleh pemukim Yahudi.
Hamas kelompok yang menguasasi daerah jalur Gaza, menuntut agar Israel mengeluarkan polisinya dari Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah. Kelompok ini mengultimatum pukul 6 sore sebagai batas waktu penarikan pasukan.
Sirene terus berbunyi memperingatkan orang-orang Israel terhadap roket yang akan masuk dari Gaza, memaksa para demonstran dan orang Israel lainnya melarikan diri untuk berlindung di Yerusalem, kota-kota terdekat dan di komunitas Israel dekat Gaza.
Permasalahan ini terjadi karena Israel memandang semua Yerusalem sebagai ibu kotanya, termasuk bagian timur yang dianeksasi setelah perang 1967, tindakan ini sampai sekarang belum mendapat pengakuan internasional.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara yang mereka cari di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.
Ketegangan terus meningkat selama bulan suci Ramadhan, di tengah bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan pengunjuk rasa Palestina yang memicu kekhawatiran internasional bahwa peristiwa dapat tak terkendali.
Hamas dan kelompok militan Islam yang lebih kecil mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket di Yerusalem.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak agar serangan roket dari Gaza terhadap Israel harus dihentikan "segera."