6 Kesalahan Sepele Orang Tua Dalam Membentuk Kesabaran Anak, Nomor 3 Sering Dilakukan

- 24 November 2020, 10:13 WIB
Ilustrasi Anak dan orang tua./
Ilustrasi Anak dan orang tua./ /Popi /

JURNAL GAYA----Menjadi orang tua itu, gampang-gampang susah. Apalagi, di zaman serba modern seperti saat ini. Tentu, orang tua harus punya trik sendiri supaya anaknya bisa dididik sesuai dengan kemauan.

Tetapi, ada kesalahan sepele orang tua, yang menghalangi terbentuknya kesabaran anak. Padahal, kesabaran itu sangatlah penting. Serta, perlu ditanamkan sejak dini.

Seperti unggahan media sosial @parentingasyik, kesabaran adalah kemampuan untuk menilai benar/salahnya sesuatu dan mengendalikan perilaku diri. Sebelum, melakukan tindakan sesuai keinginan hati.

Baca Juga: Semua Orang Bisa Jadi Pengusaha, Ini Tips dan Trik-nya

Anak yang tumbuh dengan kesabaran yang baik, cenderung memiliki kemapuan belajar dan pergaulan teman sebaya yang lebih luwes dan lancar.

 
Ada enam kesalahan sepele orang tua, yang bisa membuat gagal kesabaran anak. Enam kesalahan itu, masing-masing:
 
1. Jangan mengingkari janji yang anda buat, sekecil apapun itu. Misalkan, ketika anak sudah selesai mengerjakan PR, lalu dia meminta anda menemaninya main sepeda.
 
Tapi, tanpa sadar kita sebagai orang tua, suka menjawab begini, sekarang sudah terlalu malam. Besok saja ya, kalau ada waktu. Jawaban itu, sangat keliru.
 
 
Seharusnya, anda menjawab sekarang sudah terlalu malam. Jadi, naik sepedanya 10 menit saja ya. Supaya, besok bisa bangun lebih pagi.
 
2. Jangan menekankan dengan ekspektasi anda. Misalkan, bunda aku gak tahu jawabannya. Lalu, anda bilang, lho tempo hari kamu bisa kan ayo coba lagi. Jawaban anda itu tidak tepat.
 
Seharusnya, anda bilang ayo nak, kita pecahkan bersama-sama dengan bunda. Dengan jawaban ini, si anak akan lebih bersemangat lagi.
 
 
3. Jangan melakukan apa saja demi anak. Seperti, bunda sikatin gigi aku. Lalu, bunda mengabulkan permintaan anaknya itu. Seharusnya anda bilang, bunda bantu sedikit ya. Sisanya, kamu sendiri yang menyikat.
 
4. Jangan menanggapi semua emosi anak dengan berlebihan. Contohnya, seorang kakak mengusir adiknya dengan cara mendorong adiknya.
 
Terkadang, kita langsung memeluk kakaknya. Lalu bilang adik bikin kamu kesal ya, sini sayang cup..cup. Kenapa kamu kesal sama adik?
 
Seharusnya, bunda dengan tegas bilang ke kakaknya, kenapa kamu mendorong adik kamu. Perbuatan itu tidak boleh nak.
 
 
5. Jangan merebut kesempatan meskipun anak terlihat belum terampil. Misalkan, aku juga mau kasih minum tanaman seperti bunda.
 
Lalu, kesalahan sepele kita yakni dengan mengatakan tanaman ini gak boleh dikasih air terlalu banyak. Sini, bunda saja yang menyiramnya.
 
Seharusnya, kita bilang tanaman itu kalau minum air terlalu banyak bisa sakit perut. Lain kali, kasih airnya sedikit saja ya nak.
 
 
6. Jangan terlalu menekankan anak untuk selalu bersabar. Seperti, ayah..aku takut disuntik. Aku gak mau disuntik.
 
Lalu, jawaban ayah yang keliru, yakni dengan mengatakan takut apaan. Kamu mesti tahan, biar sakitmu sembuh.
 
Seharusnya, ayah menjawab, dulu sewaktu ayah masih kecil, ayah juga takut disuntik. Tapi gak apa-apa, meskipun kamu takut, ayah akan mendampingimu.

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x