Network
JURNAL GAYA- Dalam dunia kehamilan dan persalinan, terdapat dua kondisi yang perlu diperhatikan, yaitu baby blues dan depresi pasca melahirkan.
Meskipun keduanya terkait dengan perasaan sedih dan perubahan suasana hati setelah melahirkan, namun ada perbedaan yang penting untuk diketahui.
Baby blues, kondisi yang umum terjadi pada sebagian besar ibu setelah melahirkan, biasanya muncul dalam minggu pertama setelah melahirkan dan berlangsung selama beberapa hari hingga dua minggu.
Baca Juga: Penderita GERD Wajib Tahu, Ini 5 Tips Menjaga Kesehatan Lambung Jelang Puasa Ramadan
Gejala yang dialami meliputi perasaan sedih, kelelahan, mudah marah, kecemasan, dan kepekaan emosional.
Selain itu, fluktuasi suasana hati yang cepat juga sering terjadi. Hal yang menggembirakan adalah baby blues umumnya tidak memerlukan pengobatan medis dan akan membaik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Dalam mengatasi kondisi ini, dukungan emosional dari pasangan, keluarga, dan teman-teman sangatlah penting.
Namun, ada kondisi yang lebih serius dan berlangsung lebih lama, yaitu depresi pasca melahirkan.
Gejala depresi pasca melahirkan mirip dengan depresi pada umumnya, seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat atau kegairahan dalam aktivitas sehari-hari.
Bahkan perubahan nafsu makan dan tidur, kelelahan yang berlebihan, perasaan bersalah atau merasa tidak berharga, kesulitan berkonsentrasi, dan bahkan pemikiran tentang melukai diri sendiri atau bayi.
Depresi pasca melahirkan membutuhkan perhatian medis dan dukungan profesional yang tepat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala depresi pasca melahirkan, sangat penting untuk mencari bantuan dari dokter atau tenaga kesehatan mental.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang baby blues dan depresi pasca melahirkan, kita dapat memberikan dukungan yang tepat kepada ibu-ibu yang sedang mengalami perubahan suasana hati setelah melahirkan.
