5 Fakta Sejarah Bosscha, Tuan Tanah Yang Budiman

- 25 Oktober 2020, 12:43 WIB
Perkebunan teh malabar, salah satu peningalan dari bosscha
Perkebunan teh malabar, salah satu peningalan dari bosscha /Jurnalgaya/denny suryadharma/

Tidak semua tuan tanah di masa Hindia Belanda bengis dan kejam kepada pribumi. Satu diantara yang dikenang akan kebaikannya adalah Karel Albert Rudolf Bosscha.

Masyarakat di wilayah Pangelangan sangat mengenalnya. Selain kedermawanannya, Bosscha juga sangat perhatian terhadap dunia pendidikan.

Saking cintanya akan tanah parahyangan, Bosscha berwasiat jika nanti meninggal ia ingin dikuburkan di perkebunan teh Malabar yang ia bangun dan telah membesarkan namannya.

Lantas ada fakta sejarah apa saja tentang Karel Albert Rudolf Bosscha ini. Yuk kita telusir bersama di bawah ini yah.

 

Tugu prasati bosscha di perkebunan teh malabar
Tugu prasati bosscha di perkebunan teh malabar


1. Lahir dari keluarga pendidik

Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha, lahir tahun 1865 di s-Gravenhage Belanda. Ayah nya seorang fisikawan Belanda bernama Prof.Dr. J Bosscha Jr dan pernah jadi direktur Sekolah Tinggi Teknik Delft. Sedangkan ibunya bernama Paulina Emilia Kerkhoven.

Bosscha muda sempat kuliah teknik sipil namun tidak sampai selesai. Karena situasi politik di Belanda pada masa itu, ditambah berakhirnya masa tanam paksa tahun 1870 membuat banyak pemuda belanda mencoba peruntungan di Indonesia dengan membangun perkebunan.

Baca Juga: Live Streaming MotoGP Teruel 2020, Start di Urutan 12 Mampukah Joan Mir Pertahankan Posisi Klasemen?



2. Pendukung Politik Etis Belanda

Tahun 1887, Bosscha berlayar ke tanah jawa. Dengan latar belakang keluarga dari pendidik dan pernah mengenyam pendidikan tinggi membuat dia menjadi salah seorang pendukung politik etis yang diterapkan di Hindia Belanda sejak 1900. Dimana salah satu butirnya terkait pembangunan pendidikan untuk orang-orang pribumi.

 

Baca Juga: 9 Khasiat Sayuran Oyong Untuk Kesehatan Jantung Hingga Mempercantik Kulit, Perhatikan Nomor 8 dan 9

3. Membangun perkebunan teh malabar

Saat tiba di tanah Jawa, Bosscha pertama kali tinggal di perkebunan teh Sinagar Sukabumi yang dikelola oleh pamannya Eduard Julius Kerkhoven.

Setelah itu ia sempat ke Kalimantan untuk mencoba peruntungan dengan menambang emas. Tahun 1892, ia kembali ke Jawa, mendirikan perusahaan telepon dan menjadi pengawas di perusahaan tersebut.

Pada 1896, Bosscha mengikuti jejak pamannya membangun perkebunan teh Malabar Pangalengan. Dia tidak hanya membangun perkebunan teh melengkapinya dengan pabrik sekaligus laboraturium tentang teh.

 

Baca Juga: Delegasi Amerika Serikat Sebut Omnibus Law Cipta Kerja Jadi Alasan Berinvestasi di Indonesia

4. Membangun sekolah

Berkat bisnis teh hitam berkualitas baik dari produksi kebun teh nya, Bosscha menjadi salah seorang tuan tanah yang kaya raya. Meski sudah kaya dan berkuasa, Bosscha tidak melupakan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Tahun 1901, dia mendirikan sekolah dasar bernama Vervoloog Malabar dan orang - orang pribumi boleh bersekolah di sini. Meski derajatnya masih jauh di bandingkan untuk sekolah anak-anak eropa atau pembesar di kala itu, namun Bosscha sudah menunjukan sikapnya sebagai seseorang yang mendukung politik balas budi.

Halaman:

Editor: Gayatri Pinandito


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x