Ingatkan Penguasa Pembenci Habib Rizieq, Ustadz Abdul Somad Ceritakan Soal Donald Trump dan SBY

23 November 2020, 21:18 WIB
Ustadz Abdul Somad Kunjungi Habib Rizieq /

JURNALGAYA - Ustadz Abdul Somad (UAS) menilai penegakan hukum di tanah air saat ini masih tebang pilih. Istilah UAS yakni politik belah bambu, yang satu diangkat, yang lainnya diinjak.

UAS pun menyinggung soal masalah yang menimpa Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS). Menurutnya, yang berkaitan dengan Habib Rizieq, tidak segan-segan diberikan sanksi.

Sedangkan untuk kasus lainnya yang serupa seperti kerumunan massa, menurut UAS, tidak mendapatkan sanksi.

Begitu pula dengan hinaan yang diderakan kepada HRS, menurutnya, seolah-olah diabaikan. Padahal yang dihina adalah seorang ulama.

Baca Juga: Parah! KPK Blak-blakan Ungkap Ada 417 Kasus Korupsi Libatkan Politisi di Tanah Air

UAS pun lantas mengingatkan para pemimpin negara yang tengah berkuasa. Bahwa, jabatan itu ada masanya. Hari ini dihormati begitu jabatan itu lepas, bukan tidak mungkin akan panen hinaan.

Tangkapan Layar Ustadz Abdul Somad:* YouTube/FrontTV

“Wahai para pemimpin yang hari ini dititipkan amanah kekuasaan. Beberapa hari ini kau lihat apa yang dilakukan orang pada Donald Trump,” kata UAS dalam tayangan video pada kanal YouTube religiOne. (untuk menyaksikannya klik di sini).

Dia menuturkan soal kehebatan Donald Trump saat berkuasa di negara adidaya dengan kekuasaan besar dan kaya raya. Saat kekuasaannya diambil Joe Biden, Donald Trump pun dipermalukan banyak pihak.

“Kalau hari ini punya kekuasaan sampai masanya kau pun akan mengalami seperti yang dialami Donald Trump. Jabatan itu dicabut oleh Allah,” ingatnya.

Baca Juga: Terbanyak di Jabar, Insentif Kartu Prakerja Mayoritas Digunakan Untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

UAS pun menceritakan hal yang mirip, menimpa Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat berkuasa, SBY sangat disegani karena punya partai, purnawirawan jenderal.

Setelah kekuasaan itu tidak ada di tangannya, SBy difitnah, di-bully, balihonya disobek.

“Saya masih melihat video bagaimana Bapak SBY waktu ke Pekanbaru beberapa tahun lalu. Di depan beliau, beliau balihonya disobek. Beliau jenderal, ganteng, punya partai, tetapi setelah kekuasaan itu tidak ada di tangan, dia difitnah, di-bully, balihonya disobek,” tuturnya.

“Bagaimana ketika hal itu tidak ada pada diri kita, tidak jenderal, tidak ganteng, tidak pula punya partai,” tandasnya.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler