Golkar dan PDIP Berebut Kursi Menteri KKP, KIARA: Ganti Sama Nelayan Saja, Lebih Mampu

25 November 2020, 22:15 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo /KKP.go.id/

JURNALGAYA - Kasus hukum yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo masih bergulir. Ia ditangkap KPK karena dugaan korupsi ekspor bayi lobster.

Jika Edhy mundur atau diberhentikan dari jabatannya, maka kursi itu akan diperebukan partai. Setidaknya Partai Golkar dan PDI Perjuangan dinilai akan memperebutkannya.

"Posisi KKP ini akan direbutkan parpol lain, karena sepertinya sulit diberikan lagi ke Gerindra. Bisa jadi rebutan PDIP dan Golkar," kata Direktur Indonesia Future Studies (INFUS) Gde Siriana Yusuf kepada RRI.co.id, Rabu (25/11/2020).

Baca Juga: Kongkalikong Izin Ekspor Benih Lobster di KKP, Fahri Hamzah: Saya Rugi Rp 200 Juta

Baca Juga: Nazwa Sindir Fahri Hamzah yang Tak 'Galak' Lagi di Kasus Baby Lobster

Selain itu, kata dia, elektabilitas Gerindra terancam akan turun di Pilkada 2020 maupun di Pemilu 2024.

"Gerindra akan turun elektabilitasnya, karena selain sudah ditinggalkan pemilih Islam, juga tidak lolos ujian di pertama kalinya masuk dalam kekuasaan," kata ia.

Gde Siriana juga menyesalkan persoal korupsi di tanah air belum juga terselesaikan sejak reformasi.

"Tapi secara nasional ini menunjukkan sejak reformasi makin ke sini makin melahirkan rezim korup. Zaman SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) 2 periode 7 menteri tersangkut korupsi. Awal periode 2 Jokowi sudah 3 menteri. Ini bukti bahwa Reformasi 98 tidak menghasilkan apa-apa, tidak memperbaiki sistem menjadi lebih baik. Hanya berganti aktor-aktornya saja," tegasnya.

Baca Juga: Edhy Prabowo Mundur Itu Lebih Baik, Menurut Pengamat Politik dari Universitas Paramadina.

Baca Juga: Gajian Sudah Tiba? Promo Bombastis Menanti di Shopee Gajian Sale! 

Sementara itu, Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Susan Herawati berharap, kalau ada rushuffle, pengganti Edhy bukan dari orang politik.

Sebab KKP harus dipimpin oleh orang profesional yang memang mengerti kelautan dan perikanan.

"Kami mencatat ada dua kebijakannya yang kontroversial. Pertama soal ekspor bayi lobster. Kedua soal cantrang, ini bahaya," ungkapnya di acara Mata Najwa.

"Ganti saja sama nelayan, mereka lebih mampu," tutur dia.***

Editor: Firmansyah

Sumber: RRI Trans 7

Tags

Terkini

Terpopuler