Jokowi Sebut 2021 Jadi Tahun Harapan dan Kebangkitan Ekonomi, Rocky Gerung: Ini Semacam Ngigau!

7 Januari 2021, 07:46 WIB
Presiden Jokowi Meyakini tahun 2021 menjadi tahun kebangkitan ekonomi dan pemulihan berbagai sektor di Indonesia. /Instagram/

JURNAL GAYA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini, 2021 merupakan tahun yang penuh harapan dan kebangkitan Indonesia di berbagai lini kehidupan.

Dalam pidatonya pada acara Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya (UB), Selasa 5 Januari 2021, Jokowi juga optimistis bahwa perekonomian Indonesia akan kembali pulih ke arah yang lebih baik.

Jokowi juga menyampaikan, kebangkitan di sektor ekonomi semakin terlihat dari isyarat capaian investasi di awal 2021 yang menjanjikan.

Baca Juga: Gisel Siap Jalani Proses Hukum dan Berjanji Kooperatif kepada Penyidik

Dikutip dari Bekasi-Pikiran-Rakyat dalam artikel Jokowi Sebut 2021 Penuh Harapan, Rocky Gerung: Ini Ajaibnya Presiden, Guru Besar Pasti Tertawa, namun Jokowi tidak menyebutkan angka capaian investasi yang disebutnya.

"Tahun 2021 adalah tahun penuh harapan. Kita semua berupaya keras agar permasalahan kesehatan bisa kita tangani dengan cepat. Vaksinasi akan segera dilakukan, tapi kita semua harus tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin," katanya.

Menanggapi hal tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube resminya, Rabu, 6 Januari 2021, akademisi sekaligus pengamat politik Rocky Gerung justru menyayangkan pernyataan Jokowi yang disampaikan di depan salah satu universitas terbaik di Indonesia tersebut.

Baca Juga: Tiba-tiba Preskon, Gisel Minta Tak Dihakimi Soal Video Syur sama Nobu: Maaf Jika Dulu Saya Panutan

"Ngapain ngigau di universitas itu, ini ajaibnya presiden ngigau di forum akademis, itu pasti guru besar di situ ketawa-ketawa karena mereka barusan dengar keterangan Sri Mulyani bahwa Indonesia 2021 tidak baik-baik dan mungkin akan lebih berat," ucapnya.

Perlu diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga telah menyatakan penyusunan dan penetapan Undang-undang APBN Tahun Anggaran 2021 dilakukan dalam situasi yang berat.

"Penyusunan APBN 2021 dilakukan dalam situasi yang sangat menantang akibat Covid-19, yang menyebabkan guncangan hebat, mobilitas manusia terhenti, perdagangan global merosot, sektor keuangan global bergejolak, harga komoditas menurun tajam, dan ekonomi global masuk jurang resesi," ucapnya.

Baca Juga: Tifatul Sembiring : Begitu Lemahkah Pertahanan kita, Sampe Roket Asing Jatuh Tidak Ketahuan?

Bahkan Rocky Gerung juga membeberkan bahwa mantan Menteri Perdagangan yang juga merupakan pembantu presiden Jokowi dahulu, Thomas Lembong menyebut tahun 2021 akan lebih berat.

"Prediksi saya: 2021 akan lebih berat buat Indonesia dari 2020 - saya sampaikan ini dengan sangat berat hati," ucapnya.

"Tom Lembong ajukan yang sama sebagai profesional, bahwa ini akan memburuk, ini dua orang (Sri Mulyani dan Tom Lembong) yang dekat dengan Jokowi dan mengerti hubungan antara makro dan mikro di dalam ekonomi itu, mereka mengatakan begitu," kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Di Mata Najwa Terungkap! 527 Nakes Telah Gugur, Isi Kekurangan Budi G Sadikin Lakukan Diskresi Ini!

Menurutnya, karena dua orang tersebutlah yang berbicara 2021 akan lebih berat, justru Jokowi harus khawatir.

"Kalau yang ngomong Rizal Ramli, Said Didu, atau Anthony, mungkin dianggap sebagai, wah ini karena oposisi. Ini yang ngomong sekarang adalah orang-orang di sekitar presiden," ucapnya.

"Bagaimana mungkin presiden ngigau di depan akademisi, sementara dua tokoh yang mengerti tentang keadaan justru menerangkan hal yang pesimistis," sambungnya.

Baca Juga: Di Mata Najwa Terungkap! 527 Nakes Telah Gugur, Isi Kekurangan Budi G Sadikin Lakukan Diskresi Ini!

Rocky Gerung menegaskan bahwa optimisme Jokowi itu tidak berdasar pada apa pun dan tidak bisa optimisme tersebut ditumbuhkan hanya dengan kalimat dan doa.

"Apalagi tadi diterangkan bahwa persyaratan untuk tumbuh adalah nanti setelah vaksinasi, loh vaksinnya sendiri masih bermasalah, jadi dia pastikan sesuatu yang unpredictable, itu soalnya," tuturnya.

Ia menyarankan seharusnya bukan hanya optimisme yang disampaikan oleh Jokowi melainkan seperti ini:

Baca Juga: Si Cantik Catherine Wilson Dituntut JPU 8 Bulan Pidana Rehabilitasi, Kuasa Hukum Ajukan Pledoi

"Oke saya mendengar Sri Mulyani bilang ekonomi akan berat, saya juga mendengar salah seorang bekas pembantu saya, Tom Lembong bilang akan berat. Tapi saya optimis akan tumbuh karena argumen saya A, B, C, dan D."

Jika kalimat tersebut adalah sesuatu yang dikatakan Jokowi, Rocky Gerung yakin publik akan mengerti bahwa presiden setidaknya tahu dahulu pesimisme dari Sri Mulyani dan Tom Lembong, lalu bisa diputar menjadi sebuah optimisme.

"Sri Mulyani dan Tom Lembong bicara dengan data, presiden juga mesti tunjukkan, itu yang gak terjadi kan, jadi saya anggap ini semacam ngigau aja itu," ucapnya.

Baca Juga: Mahfud MD Ogah Perlakukan Abu Bakar Baasyir Secara Khusus, Semua Sesuai Mekanisme Biasa!

"Kalau di depan cebong boleh lah presiden ngigau kayak gitu, tapi Brawijaya kan bukan kumpulan cebong, itu kumpulan orang yang ada metodologinya, fakultas ekonominya tajam dan kuat, fakultas kedokterannya juga salah satu yang terbaik di negeri ini," sambungnya.

Ia pun menyarankan kepada Jokowi agar jangan memakai forum akademis untuk melakukan pencitraan karena menurutnya hal tersebut hanya akan jadi bahan tertawaan mereka.

"Kalau mau bikin pencitraan kumpulin pendukung sendiri," tutup Rocky Gerung.*** Ghiffary Zaka

 

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler