Kenang 17 Tahun Tsunami Aceh, Daryono Ungkap Tindakan BMKG untuk Cegah Bencana Serupa

26 Desember 2021, 17:02 WIB
Ilustrasi Bencana Tsunami /Pexels

JURNAL GAYA - Hari ini bertepatan dengan 17 tahun Tsunami Aceh yang jatuh pada 26 Desember 2004.

Banyak orang yang tidak bisa melupakan Tsunami Aceh, musibah yang telah meluluhlantakkan Provinsi Aceh Nangroe Darussalam itu.

Dikutip Jurnal Gaya dari akun Twitter Daryono, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, jumlah korban meninggal akibat Tsunami Aceh 2004 lebih dari 230.000 orang.

"Gempa M9,2 di Samudra Hindia Barat Aceh memicu tsunami lebih dr 40 m (Lhoknga) menyebabkan lebih dr 230.000 orang meninggal di 8 negara. Di Somalia, yang jaraknya ribuan kilometer dari Indonesia, korban meninggal lebih dari 100 orang," tulis Daryono.

Baca Juga: Sunan Kalijaga Dijaga Ketat TNI AD Usai Bela Doddy Sudrajat, Belasan Orang Kepung Rumahnya?

Daryono menjelaskan guna mendukung sistem prosesing yang cepat dan akurat dalam memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di Aceh, BMKG saat ini sudah memasang sebanyak 22 sensor seismograf digital broadband di seluruh wilayah Provinsi Aceh.

Titik Penyebaran Sensor Seismograf Digital Broadband Twitter @daryonoBMKG

Tak hanya itu, menurut Daryono agar info gempa dan peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG dapat segera diterima pemerintah daerah dan stakeholder di Aceh, maka BMKG kini sudah memasang sebanyak 41 unit alat penerima informasi gempa dan peringatan dini tsunami.

Alat Penerima Informasi Gempa dan Peringatan Dini Tsunami Twitter @daryonoBMKG

Alat tersebut terdiri dari: WRS New Generation, WRS 2 Way, dan WRS DVB. 

Di Aceh, BMKG juga telah nemasang peralatan Early Warning System (EWS) Radio Broadcaster

Alat Early Warning System (EWS) Radio Broadcaster Twitter @daryonoBMKG

Alat Early Warning System (EWS) Radio Broadcaster Twitter @daryonoBMKG

Gempa bumi yang memicu tsunami ternyata tidak hanya terjadi di tahun 2004 saja. 

Baca Juga: Sinopsis Cinta Amara 26 Desember 2021, Miranti Akan Berjuang Pertahankan Amara Meski Perekonomiannya Terpuruk

Sebelum dan sesudahnya pernah terjadi gempa besar serupa juga.

"Gempa besar yang memicu tsunami pernah terjadi beberapa kali di Aceh yaitu pada tahun 1861, 1886, 1907, 2004, 2005, dan 2012. Data hasil kajian tsunami purba atau paleo tsunami juga mengungkap bukti terjadinya tsunami purba yang terjadi ribuan tahun silam," tulis Daryono.

Lebih lanjut, Daryono mengatakan bahwa Aceh merupakan Kawasan seismik aktif dan kompleks karena berdampingan dgn Sumber Gempa Megathrust (M9,1-9,2).

Selain itu, Aceh terletak pada jalur sumber gempa sesar aktif yaitu segmen Seulimeum dan segmen Aceh dengan Mag. dapat mencapai 7,0.

Gempa Aceh 26 Desember 2004 adalah yang terbesar di Indonesia tercatat oleh instrumen. 

Baca Juga: Ayam Krispi dan Cheesy Kini jadi Trending Lagi di Indonesia, Yuk Buru Kelezatannya!

Gempa ini menimbulkan bidang patahan 1.300 km dari barat Aceh hingga Kepulauan Andaman dalam rentang proses rekahan 12 menit.

Akibatnya, gempa ini membangkitkan tsunami dahsyat dan berdampak kerusakan lingkungan yang luar biasa.

Daryono membanding kondisi tsunami di tahun 2004 berbeda dengan kondisi sekarang. Kini masyarakat lebih waspada dan peduli terhadap tsunami.

"Tahun 2004 kita belum banyak memahami risiko tsunami. Jaringan monitoring gempa dan monitoring laut terbatas. Belum ada Sistem Peringatan Dini Tsunami. Masyarakat belum peduli tsunami. Layanan informasi tsunami oleh Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) & Japan Meteorological Agency (JMA)," tulis Daryono.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler