WASPADA! BMKG Peringatkan Potensi Bencana La Nina Meningkat, Ini 3 Provinsi yang Diminta Bersiap

19 Oktober 2020, 09:46 WIB
ilustrasi hujan lebat disertai petir dampak fenomena La Nina /Isu Bogor pikiran-rakyat.com

JURNAL GAYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta pemerintah dan masyarakat di 3 provinsi waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Ancaman bencana hidrometeorologi, biasanya ditandai dengan banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang yang disertai petir.

Seperti dikutip JurnalGaya dari akun resmi BMKG @infobmkg pada Senin 19 Oktober 2020, ada tiga provinsi yang masuk level waspada karena adanya potensi hujan lebat dengan intensitas tinggi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Bandung Hari Ini Ada Hujan Disertai Petir

Baca Juga: 5 Manfaat Penting Minum Air Putih Saat Bangun Pagi, Dahulukan Nomor 3 Buat yang Diet

Ketiga provinsi tersebut diantaranya Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi tersebut.

"Berdasarkan informasi potensi dampak hujan lebat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat tiga provinsi tersebut dengan status siaga. Prakiraan tersebut berlaku pada analisis cuaca pada 18 Oktober 2020, pukul 08.00 WIB, sampai dengan 19 Oktober 2020, pukul 07.00 WIB," ujar Raditya.

Baca Juga: Miliki 20 Selir Cantik, Ini Nasib Tragis yang Harus Dihadapi para Mantan Istri Raja Thailand

Sementara pada status waspada, BMKG merilis provinsi dengan status tersebut, antara lain Aceh, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.

Memasuki pekan ketiga bulan Oktober, beberapa wilayah Indonesia memasuki musim hujan.

Wilayah tersebut antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini Senin 19 Oktober 2020, Nanti Malam Bioskop TransTV Hadirkan Film Arsenal

Lanjut dia, pemerintah daerah dan setiap pihak diminta waspada mengingat fenomena La Nina yang terjadi di wilayah nusantara.

Salah satu dampak yang dipicu oleh fenomena ini yaitu peningkatan curah hujan yang berujung pada bencana hidrometeorologi.

"BMKG menganalisis berdasarkan catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya," katanya.

Banjir Bandang Garut Selatan Rendam Ratusan Rumah pada Senin, 12 Oktober 2020. RRI

Namun demikian, dampak La Nina memang tidak seragam di seluruh Indonesia. BMKG merilis, pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera. 

Kemudian, pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

"Pada Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan, di antaranya peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina," ucapnya. 

Baca Juga: Sinopsis Record of Youth Episode 13, Penampilan Spesial Hyeri Girl's Day

Diprediksi, perkembangan La Nina akan mencapai intensitas moderate sampai akhir tahun 2020. Dengan demikian, Indonesia harus mewaspadai dampaknya yang diramalkan terasa di seluruh wilayah Indonesia.

"Dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera," ujar Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal.

Catatan Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan, suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir.

Baca Juga: BTS Akhirnya Bongkar Identitas Shadowman dalam MV Black Swan, Siapa Dia?

Ini juga memperlihatkan, nilai anomali telah melewati angka minus 0,5 derajat Celsius, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.

Sebagai info, perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah minus 0,6 derajat Celsius pada Agustus dan minus 0,9 derajat Celsius pada September 2020.

BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.

Baca Juga: Miliki 20 Selir Cantik, Ini Nasib Tragis yang Harus Dihadapi para Mantan Istri Raja Thailand

"Dengan adanya peringatan dini ini, diharapkan para pemangku kepentingan  dapat lebih optimal bergerak melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih," tegasnya.

Masyarakat Indonesia juga diimbau agar terus untuk memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.***

 
Editor: Dini Yustiani

Sumber: BMKG RRI

Tags

Terkini

Terpopuler