JURNALGAYA - Pemakaman korban pembantaian yang diduga dilakukan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora diiringi tangisan.
Keluarga dan handai tolan terlihat menangisi peti jenazah korban. Dalam video tersebut terlihat, bagaimana keluarga menumpahkan tangisannya.
Begitupun kerabat yang menghadiri pemakaman terlihat sedih. Mereka menghapus air mata yang terus mengalir.
Baca Juga: Teroris MIT Diduga Menjadi Pembunuh Satu Keluarga Warga Sigi
Pemandangan tersebut terekam dalam sebuah video yang diposting @SahabatSaber. Selain video tersebut, akun itu pun menuliskan komentarnya:
"Suasana pemakaman tadi siang..Habis kata tuk ungkapkan rasa kesedihan..#PrayForSigi," tulis akun tersebut.
Netizen pun meramaikan tagar tersebut. Hingga #PrayForSigi trending Twitter.
Komentar pun berminculan, seperti:
"Selamat hari minggu... Sementara Anda terus mengatakan para teroris itu tidak memiliki agama, saya berusaha keras untuk mengingat apa yang Yesus katakan "mengasihi mereka yang menganiaya Anda, berdoa untuk mereka. Berdoalah dan jangan mengutuk mereka." #PrayForSigi," tulis @lala***
Baca Juga: RS Ummi Bogor Trending Twitter: Gara-gara Habib Rizieq Ribet Semua, Kedisiplinan 8 Bulan Amburadul
Baca Juga: Pastikan Keamanan Akun Anda, Begini Cara Aktivasi Fitur Rekognisi Wajah dan Sidik Jari ShopeePay
Seperti diketahui, teka-teki pembunuhan satu keluarga warga Sigi, akhirnya sedikit terkuak.
Pembunuhan terjadi terhadap empat orang yang masih satu keluarga secara kejam. RUmah beberapa warga pun dibakar oleh pelaku pembunuhan.
Polri menduga pembunuhan dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Alasan pembunuhan karena warga tidak memenuhi permintaan mereka anggota Ali Kalora yang meminta makanan kepada warga.
Baca Juga: Sepak Terjang Ali Kalora Pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang Diduga Pelaku Pembantaian di Sigi
Pembunuhan itu terjadi di Dusun Lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat 27 November 2020, Seperti dikutip dari ANTARA.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan terungkapnya peristiwa itu bermula saat anggota Polsek Palolo pada Jumat (27/11) pukul 10.30 WITA, menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun Lima Lewonu yang dibunuh secara kejam, dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal.
Baca Juga: Tegur Adik Prabowo, Politisi PKS Tifatul Sembiring: Wah, Nggak 'Benur' Itu Pak
"Kemudian anggota Polsek Palolo segera mendatangi TKP, dan pada pukul 13.00 WITA anggota yang dipimpin Kapolsek Palolo sampai di TKP. Sesampai di TKP anggota Polsek Palolo menemukan empat mayat dan tujuh rumah warga dalam kondisi terbakar," kata Awi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu.
Awi menuturkan, Polres Sigi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada pukul 18.00 hingga 23.00 WITA. Selain itu, Tim Inafis Polda Sulteng juga diturunkan untuk melakukan evakuasi jenazah.
Petugas kepolisian juga turut menginterogasi lima orang saksi. Berdasarkan kesaksian mereka diketahui bahwa pelaku berjumlah sekitar 10 orang, tiga di antaranya membawa senjata api, terdiri dari dua senjata api genggam dan satu senjata api laras panjang.
Para saksi, kata Awi, selanjutnya diperlihatkan daftar pencarian orang (DPO) teroris MIT. Mereka lalu meyakini bahwa tiga orang tidak dikenal tersebut merupakan anggota kelompok teroris pimpinan Ali Kalora.
"Saat Ini sudah ada 'back up' kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," kata Awi.***